Peduli Lingkungan, Mahasiswa KKN UAD Olah Sampah Menjadi Ecobrick
Sampah menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang berdampak signifikan dalam keberlangsungan ekosistem dan kehidupan di bumi. Pada tahun 2021, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa total sampah nasional mencapai 68,5 juta ton. Dari jumlah tersebut, sampah plastik menjadi penyumbang yang paling dominan yaitu sebanyak 17 persen atau sekitar 11,6 juta ton.
Dalam rangka mengatasi hal tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 89 Unit I.B.1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan pengolahan limbah sampah anorganik menjadi sebuah barang yang dapat digunakan dan memiliki nilai jual. Kertas dan plastik yang sudah tidak terpakai dikumpulkan lalu diolah menjadi ecobrick. Kegiatan ini dilakukan di rumah sampah dan lingkungan sekitar di Kelurahan Mbongawani, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1‒2 Februari 2022.
Bekerja sama dengan Anak Cinta Lingkungan (ACIL), mahasiswa KKN UAD mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam rangka penggalakan zero waste. Umar Hamdan H. Mansur selaku pendiri ACIL mengaku senang dengan inisiasi kegiatan ini karena dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Wahyu Asri Luthfia Anjani, salah satu mahasiswa KKN UAD, menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal untuk mewujudkan Ende yang bebas sampah. “Jika bukan kita yang peduli sebagai anak muda, lalu siapa lagi,” tegas Wahyu.
Salah satu produk ecobrick yang dibuat oleh ACIL dan KKN UAD adalah kursi. Kertas dan plastik bekas dicacah hingga berukuran kecil lalu dimasukkan ke dalam botol air mineral bekas hingga penuh dan padat. Botol-botol yang telah terisi penuh kemudian digabungkan, sebanyak kurang lebih sembilan belas botol diikat dan dikeratkan menjadi satu menggunakan kawat dan lem. Kemudian dilapisi dengan busa di sekeliling permukaan botol, lalu untuk tahap akhir lapisi lagi botol dengan kain Oscar Classic atau kain dengan tekstur kulit. Sebagai tahap akhir, tambahkan kaki pada sisi bawahnya agar kursi bisa digunakan.
Tidak hanya mengurangi jumlah sampah, kegiatan ini juga memiliki nilai komersiil karena bisa mendatangkan keuntungan jika kita mampu mengolah ecobrick menjadi bentuk-bentuk yang menarik. Oleh karena itu, ayo lebih peduli lagi terhadap lingkungan di sekitar kita! (tsa)
Trackbacks & Pingbacks
[…] memiliki nilai jual. Kertas dan plastik yang sudah tidak terpakai dikumpulkan lalu diolah menjadi ecobrick. Kegiatan ini dilakukan di rumah sampah dan lingkungan sekitar di Kelurahan Mbongawani, Ende, Nusa […]
Comments are closed.