Pemuda Harus Lebih Peduli terhadap Kebudayaan
Pada tahun 2018, Indeks Pembangunan Kebudayaan Indonesia tercatat memiliki nilai sebesar 53,74. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi yang paling unggul dengan nilai 73,79 dan Papua menduduki peringkat terbawah dengan 46,25. Hal ini menjadi bukti bahwa keberagaman memang telah mendarah daging dalam tubuh bangsa Indonesia.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Dr. Restu Gunawan, M.Hum., sebagai pembicara dalam Webinar Nasional Cultural Discussion yang diadakan dalam rangka Milad FSBK 2021 membahas banyak seputar peran keberagaman dalam perkembangan kebudayaan di Indonesia.
Contohnya, Indonesia tercatat memiliki kurang lebih 718 bahasa dan 1.350 suku bangsa yang tersebar di seluruh penjuru daerah, maka diharapkan anak-anak muda lebih peduli terhadap bahasa dan budaya daerah masing-masing. Untuk menyikapinya, bisa dimulai dari hal kecil seperti membiasakan berbicara dengan bahasa lokal ketika bertemu teman satu daerah. Jika hal ini tidak dilakukan maka penggunaan bahasa daerah akan semakin merosot seiring berjalannya waktu karena berkurangnya penutur asli.
UNESCO Thematic Think Piece mencatat bahwa budaya adalah pengendali dan penjamin pembangunan berkelanjutan (a driver and an enabler of sustainable development). Hal ini menjadi penting karena ketika kebudayaan dikembangkan maka ia akan terus menjadi besar dan memberi dampak positif terhadap sekitarnya. Sebut saja kawasan Candi Ijo, ketika di area tersebut dilakukan revitalisasi dan pemberdayaan menjadi sebuah cagar budaya maka hal tersebut berimplikasi langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
Umumnya, orang akan berpikir bahwa budaya dan sejarah adalah masa lalu, sesuatu yang tidak lagi relevan dengan era modern. “Padahal budaya adalah cerita masa lalu, masa kini, dan masa depan, semakin digali semakin memberi makna yang luar biasa,” tegas Restu dalam penyampaian materinya melalui Zoom Meeting pada Minggu, 19 Desember 2021.
Lalu kontribusi apa yang bisa diberikan oleh anak muda yang hidup di era serba digital berkaitan dengan kebudayaan? Selaras dengan kemajuan teknologi yang begitu melekat dalam kehidupan generasi kita, maka upaya pelestarian budaya juga harus disesuaikan. Contohnya, kita bisa mulai membuat kanal YouTube yang berisi konten-konten untuk memperkenalkan kebudayaan daerah masing-masing. Hal ini akan lebih menarik minat kalangan muda dan berdampak positif terhadap pelestarian budaya. (tsa)