Prodi PPG UAD Gelar Workshop Pengembangan Pembelajaran HOTS
Program Studi (Prodi) Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan workshop pengembangan pembelajaran high order thinking skill (HOTS) pada Sabtu, 12 November 2022. Acara digelar secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Prodi PPG UAD. Hadir sebagai pemateri Yoki Ariyana, S.T., yang merupakan Kepala Sub-Kelompok Kerja Transformasi Digital Sekretariat Jenderal Guru atau Tenaga Kependidikan (GTK).
Ketua Program Studi (Kaprodi) PPG UAD, Dr. Sri Hartini, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan, “Dengan adanya workshop ini harapannya mahasiswa mendapatkan pencerahan dan bimbingan tentang pembelajaran di PPG. Selain itu kegiatan ini nantinya akan berimbas pada pembelajaran lain karena materi yang diberikan tidak lepas dari aktivitas mahasiswa, dosen, maupun guru.”
Masuk tema bahasan, Yoki menyampaikan mengenai implementasi pembelajaran berorientasi HOTS dengan technological pedagogical content knowledge (TPACK). Permasalahan yang melatarbelakangi adanya pembelajaran HOTS dan TPACK yaitu rendahnya peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) negara kita dibandingkan negara lain. Indonesia menduduki peringkat 6 dari bawah pada kompetensi membaca, 7 dari bawah kompetensi matematika, dan 9 dari bawah kompetensi sains. Dengan adanya hal tersebut, pemerintah mengharapkan para peserta didik mencapai berbagai kompetensi berorientasi pada 4C yaitu critical thinking and problem solving (pemecah masalah), creative and innovative (kreatif dan inovasi), communication skill (kemampuan berkomunikasi), dan collaboration (kemampuan bekerja sama).
“Paradigma pembelajaran abad 21 yaitu pencapaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap tetap harus ditingkatkan. Kemampuan peserta didik untuk menghubungkan komponen paradigma pembelajaran abad 21 pada bidang ilmu pengetahuan yang diberikan pun tetap harus dikaitkan dengan dunia nyata. Artinya, peserta didik dapat berpikir apa yang pernah saya lakukan, apa yang pernah saya lihat, dan apa yang pernah saya alami, sehingga ketika mereka pernah mengalami akan lebih mudah untuk menerapkan konsep. Selain itu, sangat diperlukan dukungan lingkungan sekitar, mengembangkan kemampuan dengan teknologi, serta pengembangan kolaborasi,” jelas Yoki.
Ia pun menyampaikan mengenai TPACK framework. TPACK merupakan pengetahuan tentang cara memfasilitasi proses pembelajaran dari konten tertentu melalui pendekatan pedagogi dan teknologi. Jadi, TPACK yaitu integrasi antara pengetahuan teknologi, pengetahuan pedagogi, dan pengetahuan konten dalam konteks pembelajaran.
Terakhir, Yoki menjelaskan mengenai desain pembelajaran berorientasi HOTS dan TPACK. Keterampilan pembelajaran HOTS berupa transfer knowledge, yakni sebagai problem solving dan critical and creative learning. Sedangkan desain pembelajaran TPACK yang berorientasi pedagogical knowledge terdiri atas pendekatan, model, metode, asesmen, dan online pedagogi. Kemudian berorientasi pada technology knowledge itu seperti internet, simulasi, pemodelan, serta content knowledge serupa siklus air. (frd)