Sharing Sukses Manajemen Waktu Bersama Mawapres UAD
Jumat, (28-01-2022) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD mengadakan talkshow dengan tema “Sharing Sukses Manajemen Waktu”. Acara disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Bimawa UAD dan live Instagram @pkkbimawauad. Talkshow ini dibuka untuk umum dan mahasiswa UAD.
Adiffa Fikri Diansyah, salah satu Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) yang menjadi narasumber pertama, menyampaikan bahwa dalam manajemen waktu perlu adanya to do list yang ditulis sebelum tidur dan akan dilaksanakan ketika bangun tidur hingga tidur kembali. Dengan melakukan list kegiatan, kita dapat mengetahui apa saja yang akan dilakukan dan semua bisa berjalan dengan teratur.
“Sudah menjadi kebiasaan saya membuat to do list. Jadi, dari pagi kegiatan yang akan saya lakukan sudah tersusun dan itu merupakan waktu yang sudah terbiasa saya lakukan,” jelasnya.
Berikutnya, Zaenab yang merupakan Mawapres UAD menyampaikan, penetapan tujuan dan skala prioritas waktu dibagi menjadi empat, yaitu urgent terlebih dahulu dan penting, penting tetapi tidak urgent, urgent tetapi tidak penting, dan yang terakhir tidak penting dan tidak urgent.
“Jadi, kita harus bisa menentukan agenda suatu hal yang itu harus benar-benar dilakukan sekarang dan itu penting. Yang kedua kita bisa melakukan kegiatan yang sebenarnya penting tetapi tidak harus sekarang karena dapat diagendakan,” jelasnya.
Tak ketinggalan, Umair, pembicara ketiga turut menimpali. Menurutnya, perencanaan daftar jadwal keseharian dapat dilakukan berdasarkan preferensi masing-masing, bisa disesuaikan tingkat produktivitas early bird atau night owl.
“Jadi, kita bisa mengidentifikasi terlebih dahulu kita merupakan tipe early bird atau night owl. Setelah itu kita bisa me-list tugas-tugas mana yang berat dan yang cukup ringan. Selanjutnya kita bisa mulai mengatur waktu,” jelasnya.
Umair menjelaskan, kunci meminimalisasi gangguan yang kurang bermanfaat dari sosial media yaitu kita harus bersikap tegas atau asertif dengan gangguan-gangguan yang ada. Dan yang perlu kita asah yakni kebiasaan rasa tidak enakan dan menolaknya dengan halus.
“Kuncinya kita tidak boleh menghabiskan waktu dengan sia-sia, tetapi harus menginvestasikan ke hal-hal yang bermanfaat karena setiap detik itu berharga. Jika terlewatkan satu menit saja maka akan berdampak negatif ke diri kita. Dan kebiasaan menunda-nunda itu harus diminimalisasi, bahkan jika bisa dihapus,” jelas Umair. (yos)