Solid Team UAD Rancang Aplikasi Edukasi Seks
Tiga mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yakni Rashika Ardafa Sahila dan Catur Rohmiati dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta Catur Rohmiasih dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) yang tergabung di dalam Solid Team, berhasil mendapatkan medali silver bidang teknologi pada Lomba Esai Lombok (LEC) yang diselenggarakan oleh Ruang Inovasi Sains dan Karya Ilmiah (RISKI) bekerja sama dengan Universitas Mataram. Di bawah bimbingan Dr. Ika Maryani., M.Pd. juga sebagai salah satu dosen PGSD UAD, Solid Team merancang sebuah aplikasi berbasis android edukasi seks yaitu Anak Bangsa Peduli Reproduksi Remaja (AMPERA).
Dafa selaku ketua tim mengatakan, “Melihat tingginya kasus pernikahan dini di Indonesia dan rendahnya tingkat edukasi seks remaja, maka kami mengambil langkah merancang suatu aplikasi edukasi seks agar remaja dan orang tua lebih melek pada edukasi seks serta tidak menganggap tabu persoalan yang menyangkut seks. AMPERA memiliki empat fitur di antaranya sex education, parenting about sex, youth reproductive ambassador, dan bot chat. Tidak hanya itu, di dalam aplikasi ini kami sengaja merancangnya secara menarik dan interaktif agar tidak membosankan.”
Perlombaan yang bersifat nasional ini diselenggarakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dari tanggal 24–25 September 2022. Ada sembilan bidang yang diperlombakan yaitu bidang ekonomi, teknologi, peternakan, pertanian, pangan, hukum, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan, dengan mengambil tema besar “Ide dan Inovasi Menyongsong Indonesia Emas”. Pada hari pertama, setiap peserta yang dinyatakan sebagai finalis wajib mempresentasikan karya di depan dewan juri dan hari kedua diadakan field trip mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di Lombok.
“Tentunya, sebelum keberangkatan ke Lombok untuk presentasi, kami mempersiapkan beberapa hal. Di antaranya, latihan presentasi bersama dengan dosen pembimbing, membuat Power Point, dan mempersiapkan tiket pesawat maupun kereta serta keperluan pribadi lainnya,” papar Dafa.
Keberlanjutan aplikasi AMPERA ini nantinya akan bekerja sama dengan lembaga pemerintah seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN); Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI); Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek); Kementerian Agama; dan Kementerian Kesehatan. Sebelum itu, perlunya pembuatan aplikasi AMPERA yang akan bekerja sama dengan mahasiswa Sistem Informasi dan Teknik Informatika yang bergerak di bidang IT.
Terakhir Dafa berpesan, jangan pernah takut mencoba hal baru, terus belajar, dan semangat. Munculkanlah motivasi belajar yang tinggi, karena di dalam jiwa yang terdapat motivasi tinggi ia akan terus mau belajar. Jika belum dinyatakan sebagai juara, selalu evaluasi apa yang salah dengan hal yang telah dilakukan. (ctr)