Tim Olahan ‘Surya Hijau’ Sirup Telang Sabet Pendanaan P2MW
Lima mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang terdiri atas Annisa Nur Hidayati selaku ketua tim dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) angkatan 2019 serta empat orang anggota lainnya yaitu Anis Setiawati (PBSI), Asri Mustika Aji (PBSI), Atik Widyaningrum (PBSI), dan Azmi Lani Oktavian (Perbankan Syariah), berhasil lolos dan mendapat pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) tahun 2022.
P2MW merupakan program pengembangan usaha mahasiswa yang telah memiliki usaha. Melalui bantuan dana pengembangan dan pembinaan, P2MW melakukan pendampingan serta pelatihan usaha kepada mahasiswa peserta yang terpilih. Kategori usaha yang dibantu di antaranya makanan dan minuman, produksi atau budi daya, industri kreatif, seni, budaya, dan pariwisata, jasa dan perdagangan, serta teknologi terapan. Peran mereka yaitu dalam rangka mendorong dan mencetak mahasiswa untuk menjalankan dan mengembangkan wirausaha, serta meningkatkan program kewirausahaan di perguruan tinggi di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek).
Saat diwawancarai via WhatApp pada (27-07-2022) Annisa mengatakan, dirinya dan tim mengambil kategori usaha di bidang produksi atau budi daya, yakni berupa olahan surya hijau sirup bunga telang. Sirup bunga telang mengusung budi daya tanaman hasil olahan sendiri dan bekerja sama dengan masyarakat Kelurahan Suryodiningratan Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Salah satu alasan kami mengambil budi daya ini karena pengelolaan sirup bunga telang merupakan upaya yang dapat dilakukan mahasiswa dan masyarakat dalam memberdayakan sumber daya yang ada tanpa sisa habis pakai. Mulai dari penanaman, pemeliharaan tanaman, pengolahan produk, hingga pemasaran produk, kami mengutamakan misi kemanusiaan,” terangnya.
Untuk budi daya tersebut ada beberapa yang akan dilakukan nantinya yaitu meliputi sosialisasi pemasaran produk, pengelolaan budi daya tanaman bunga telang, pengurusan perizinan, pemasaran, juga menjadikan produk ini sebagai simbol khas Kota Yogyakarta. Misalnya sebagai cendera mata maupun oleh-oleh yang mengangkat unsur budaya dan kearifan lokal.
Annisa berharap, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kurang lebih sekitar enam bulan dan bekerja sama dengan anggota kelompok Tani Surya Hijau itu berjalan lancar. “Setelah mendapatkan pendanaan, kami sangat berharap agar program yang kami rancang dapat berjalan tanpa halangan. Selain itu, dapat berdampak besar untuk misi kemanusiaan, serta bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Kelurahan Suryodiningratan pada khususnya.” (ctr)