Tim P3D HMPS FKIP UAD Menyelisik Mataram Islam di Gilangharjo
Tim Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D), Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar sarasehan budaya “Jejak Petilasan di Gilangharjo”, Senin (08-11-2021) di Kampus I UAD secara luring dan daring.
Atik Widyaningrum ketua tim P3D mengatakan, sarasehan menghadirkan narasumber Agus Suwarto, S.Sos., Kepala Seksi Pengembangan Warisan Budaya Benda Kundha Kabudayan Dinas Kebudayaan DIY. Selain itu, juga hadir Surakso Wiryo Sanjoyo, juru kunci Situs Gilanglipuro, dan Surakso Surasetika, juru kunci Makam Tambalan.
Ia menambahkan, timnya mendapat hibah dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Gilangharjo. Program P3D ini melanjutkan program yang telah dilaksanakan Tim Program Holistik Pengembangan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) PBSI FKIP UAD tahun 2020 sebelumnya.
“Tujuan sarasehan budaya ini untuk meluruskan pandangan masyarakat tentang situs peninggalan sejarah dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Desa Gilangharjo. Kami berharap dengan adanya kegiatan ini dapat menambah wawasan mengenai sejarah dan dapat meningkatkan kesadaran dalam melestarikan sejarah yang ada,” ungkapnya.
Pengabdian yang dilakukan difokuskan pada aspek pendidikan, sejarah, seni, dan budaya di Gilangharjo, dengan merintis sebuah paket eduwisata. Dalam aspek sejarah tim P3D HMPS PBSI melibatkan tempat-tempat peninggalan Kerajaan Mataram Islam di antaranya Situs Gilanglipuro dan Makam Tambalan.
Pada aspek pendidikan, tim merintis sebuah taman literasi untuk meningkatkan minat literasi, kreativitas dan inovasi masyarakat Desa Gilangharjo, khususnya anak-anak dan remaja serta sebagai upaya mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN).
Sedang dalam aspek seni dan budaya memberikan berbagai pelatihan kepada masyarakat Desa Gilangharjo. Di antaranya, pelatihan melukis, membatik, pembuatan makanan tradisional, menari, gamelan, dan revitalisasi permainan tradisional. Tujuannya, melestarikan seni dan budaya serta meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Gilangharjo di masa pandemi Covid-19.
Sementara Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H. menjelaskan, merawat Indonesia tidak harus menduduki posisi strategis atau pimpinan di pemerintahan. Namun bisa dilakukan dengan cara seperti yang telah dilakukan Tim P3D HMPS PBSI FKIP UAD.
“Kami berharap upaya dari Tim P3D PBSI UAD bisa menciptakan destinasi wisata baru di wilayah Bantul. Selanjutnya, destinasi wisata Gilangharjo ini bisa dikoneksikan dengan Agrowisata Organik yang dikembangkan Tim PHP2D HMPS Pendidikan Fisika UAD, beberapa hari lalu di Desa Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, yang baru saja diresmikan Wakil Bupati Joko Purnomo,” terang Gatot.
Di sisi lain Choirul Fajri, S.I.Kom., M.A. Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) mengatakan, UAD mendapatkan enam dana hibah dari Kemendikbudristek. Dana hibah tersebut digunakan untuk implementasi catur dharma UAD bagian pengabdian kepada masyarakat.
“Bimawa memiliki komitmen terus mendampingi mahasiswa agar pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan berhasil dengan optimal. Hasil sarasehan Jejak Petilasan di Gilangharjo ini akan dijadikan tulisan sehingga memudahkan masyarakat mengenali sejarah Desa Gilangharjo,” tandasnya. (ard)