Pertamina Jajaki Kerja Sama Riset dengan UAD Bidang Bioenergi dan Biokimia
PT Pertamina sebagai BUMN nasional telah mendapatkan amanah pemerintah untuk mempercepat hilirisasi produk-produk riset anak bangsa yang inovatif untuk kemajuan teknologi dalam negeri, khususnya bidang bioenergi. Selain itu, riset yang memiliki potensi besar untuk menjadi produk strategis masa depan bangsa, seperti produk biokimia untuk produk bahan baku strategis bidang farmasi, juga berpotensi untuk mendapatkan bimbingan dan dukungan dari PT Pertamina.
Berdasar hal tersebut PT Pertamina yang diwakili oleh tim Research and Innovation Technology, melakukan penjajakan kerja sama riset dengan Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kamis, 23 Desember 2021.
Tim dari PT Pertamina dipimpin oleh Andianto Hidayat, VP Research and Innovation Technology PT Pertamina Pusat. Sementara tim riset UAD dipimpin oleh Dr.-Ing. Suhendra, dosen Program Studi Teknik Kimia UAD yang melakukan penelitian pemanfaatan mikroalga kelautan (marine microalgae).
Species microalgae yang menarik perhatian PT Pertamina adalah Aurantiochytrium sp. yang banyak ditemukan di wilayah hutan bakau. Mikroalga ini dapat menghasilkan lipid (red:lemak) yang tinggi. Karena produktivitas lipidnya tinggi bisa mencapai hingga 200 gram per liter dalam 4 hari panen, mikroalga ini berpotensi dijadikan sumber bahan baku biofuel masa depan oleh PT Pertamina. Selain itu, karena kandungan omega-3 dan squalene juga tinggi, maka mikroalga ini juga sangat berpotensi untuk dijadikan sumber bahan baku nutrisi, kosmetik, dan farmasi.
Tim yang dipimpin oleh Suhendra sejak beberapa tahun mengkaji potensi mikroalga ini bahkan telah melakukan isolasi (red: pengambilan) dari beberapa hutan bakau Indonesia seperti Raja Ampat dan Sorong di Papua Barat, Kulonprogo di Yogyakarta, Lampung Timur, Bangka Belitung, Lombok dan Teluk Naga di Banten.
Ide Suhendra terinspirasi dari pengalaman kerjanya di Jerman sebagai seorang konsultan untuk beberapa perusahaan internasional. Salah satu proyek Suhendra sekitar 2016 adalah Evonik, yang bekerja sama dengan DSM, perusahaan Belanda, membangun pabrik produksi omega-3 berbahan baku mikroalga Aurantiochytrium.
Awalnya, produk dari Evonik dan DSM berbahan baku mikroalga ini digunakan untuk pakan ikan dan ternak. Selanjutnya, produk disempurnakan untuk produk nutrisi dan kosmetik yang kini banyak dijual di supermarket di Jerman.
Saat ini, dengan mikroalga yang sama dapat pula dihasilkan squalene yang umumnya bersumber dari hati ikan hiu. Squalene adalah bahan baku penting untuk adjuvant vaksin Covid-19.
Biontech/Pfizer dan Evonik bekerja sama menggunakan squalene dari mikroalga ini untuk adjuvant vaksin Covid-19. Banyak ahli dan pakar lingkungan bahkan mengatakan, dengan keberadaan mikroalga ini telah menyelamatkan perburuan sebanyak setengah miliar ikan hiu hanya untuk produksi vaksin Covid-19.
Selain berdiskusi, tim PT Pertamina juga mengunjungi Laboratorium UAD untuk melihat progres riset yang dilakukan oleh tim UAD. Andianto Hidayat mengungkapkan bahwa di masa depan, PT Pertamina akan terus gencar berkolaborasi dengan SDM riset dan universitas dalam negeri demi kemajuan teknologi bangsa di masa depan. (doc)