Menjaring Mahasiswa Asing
Kantor Kerja Sama dan Urusan Internasional (KKUI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan acara sosialisasi perihal strategi dan urgensi mendapatkan mahasiswa asing di UAD yang disiarkan di kanal YouTube OIA UAD pada Kamis, 27 Januari 2022. Hadir sebagai pembicara Dwi Santoso, Ph.D. selaku Kepala KKUI, Afit Istiandaru, S.Pd., M.Pd., dan Ida Puspita, S.S., M.A.Res.
Menurut Dwi, acara ini diiniasiasi atas usulan dari salah satu program studi (prodi) untuk menjelaskan tentang bagaimana skema dan strategi menjaring mahasiswa asing di UAD. Mengacu pada Pedoman Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) tahun 2019, keberadaan mahasiswa asing di universitas menjadi penting karena akan mendukung akreditasi baik bagi perguruan tinggi maupun prodi. “Mereka juga bisa mendongkrak minat mahasiswa lokal untuk mendaftar di prodi yang bersangkutan,” imbuhnya.
Sebelum pandemi melanda, kita tentu sering melihat banyak mahasiswa asing berlalu lalang di kampus, hal ini membuktikan bahwa UAD telah berkomitmen sejak lama tentang strategi penjaringan mahasiswa luar. Beberapa skema yang paling efektif yaitu, pertama, melalui kerja sama U to U dengan universitas di Cina. Program ini telah dilakukan sejak tahun 2007 berupa pertukaran mahasiswa dengan skema joint degree 2+2 dan 3+1. Terhitung sejak awal dimulainya, ada lebih dari 800 mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini. Daftar universitas di Cina yang menjalin kerja sama antara lain Guangxi University for Nationalities, Xiangsihu College, Guangxi University of Foreign Languages, dan Hainan College of Foreign Studies. Di program ini, mahasiswa asing hanya bisa memilih salah satu dari tiga prodi yang ditawarkan, yaitu Sastra Indonesia, Manajemen, dan Ekonomi Pembangunan.
Yang kedua, melalui Southern Border Provinces Administrative Center (SBPAC) atau Moslem Education Development Association of Thailand (MEDAT). Program ini ditawarkan oleh Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berupa beasiswa bebas biaya kuliah S1 untuk warga muslim yang tinggal di Thailand Selatan. UAD telah menerima mahasiswa program SBPAC/MEDAT sejak 2015 sebanyak 51 mahasiswa yang tersebar di berbagai prodi.
Selanjutnya ada Darmasiswa, sebuah program non-degree dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mahasiswa asing belajar bahasa dan kebudayaan Indonesia. Beasiswa yang diberikan meng-cover biaya pendidikan, biaya hidup, dan biaya keimigrasian. Sejak tahun 2007, kurang lebih terdapat 136 mahasiswa asing yang mengikuti program ini di UAD.
Terakhir, melalui skema reguler mandiri, yaitu mahasiswa mendaftar langsung ke UAD dengan biaya sendiri dan atas inisiatif pribadi. Sejak 2012, terhitung ada 22 mahasiswa asing yang menjadi mahasiswa reguler, 7 orang S1 dan 15 orang S2. Program internasional seperti short course, summer course, double degree, dan joint degree juga bisa menjadi alternatif dalam strategi penjaringan mahasiswa asing di UAD. (tsa)