Orientasi Pramuka PPG UAD
Program Profesi Guru (PPG) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kegiatan Orientasi Pramuka pada Sabtu, 19 Februari 2022. Acara ini berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Prodi PPG UAD. Hadir sebagai pemateri adalah Drs. Arifin Budiharjo, M.T., Dr. Sugiyanto, S.Sos., M.M., M.D., dan Muhammad Mulyadi.
Dr. Sri Hartini, M.Pd. selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) PPG UAD menyampaikan, mahasiswa harus dikenalkan dengan Pramuka sehingga tidak merasa asing saat terjun ke sekolah, dapat berbaur, serta melanjutkan proses keahlian yang didapat dan pengembangan selanjutnya.
“Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan berdasarkan pada nilai kecakapan untuk membentuk kepribadian dan kecakapan hidup. Siapa yang dididik dalam Pramuka? Peserta didik tersebut adalah Pramuka, yang terkelompok dalam siaga usia 7 sampai 10 tahun, penggalang usia 11 hingga 15 tahun, penegak usia 16 sampai 20 tahun, dan pandega usia 21 sampai 25 tahun. Di atas itu sudah dimasukkan dalam kelompok dewasa. Pendidik Pramuka adalah pembina, pamong, satuan karya, dan instruktur. Materi pendidikan Pramuka yaitu penghayatan nilai dan kecakapan, sementara orientasi materi mengenai karakter, keterampilan, dan kebangsaan,” papar Arifin.
Sugiyanto menambahkan, Prinsip Dasar Kepramukaan merupakan asas yang mendasari pikiran, perkataan, dan perbuatan Pramuka dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif, efektif, dan efisien, yang bersifat universal karena digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan Kepramukaan di semua negara. Penerapannya disesuaikan dengan kepentingan, kebutuhan, situasi, kondisi, perkembangan bangsa, dan masyarakat Indonesia.
Di sesi ketiga, terdapat kegiatan refleksi dan penugasan. Mahasiswa diimbau untuk menyimak dengan saksama dan mencatat hal-hal penting karena penugasan tersebut berkaitan dengan sertifikat yang akan didapatkan mahasiswa PPG UAD.
“Keteladanan pembina Pramuka adalah jiwa seorang pembina sehingga menjadi figur idola dan panutan bagi peserta didiknya, disukai saat ada, dirindukan saat tak ada, dan dikenang saat tiada,” ujar Mulyadi di akhir sesi kegiatan. (frd)