Sa’adah Daulay: Berprestasi Lewat Puisi
Nur Sa’adah Daulay, mahasiswa Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2020, sukses meraih peringkat pertama dalam ajang lomba baca puisi yang diadakan oleh Sanggar Teater Senthir, Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Acara ini diselenggarakan pada bulan Februari‒Maret 2022 dengan tajuk “Senthir Berpuisi” dan mengangkat tema Saung Tresno.
Dalam sebuah video berdurasi tiga menit, Sa’adah berhasil membawakan puisi “Cintaku Jauh di Pulau” karya Chairil Anwar dengan sangat dalam dan penuh penghayatan. Pihak panitia lomba menyajikan beberapa pilihan puisi yang bisa dipilih oleh peserta seperti “Cinta Tanpa Tanda” (Sujiwo Tejo), “Pujaan Hati” (Abdul Zaelani), “Mencari Cinta” (Marchella F.P.), “Jatuh Cinta Padamu” (Kahlil Gibran), dan “Cintaku Jauh di Pulau” (Chairil Anwar).
Kemenangan ini merupakan sebuah tantangan bagi Sa’adah untuk terus berlatih menampilkan pembacaan puisi yang lebih menyentuh agar tersampaikan maknanya kepada para pendengar. Ia mengatakan bahwa motivasinya mengikuti kompetisi ini adalah karena orang tuanya. “Jika saya tidak punya pengalaman ataupun prestasi, rasanya saya kurang berterima kasih kepada orang tua yang telah menyekolahkan saya. Melalui lomba-lomba seperti ini, saya mendapat banyak pengalaman baru yang akan berguna bagi diri sendiri dan juga orang tua,” paparnya saat diwawancara melalui WhatsApp pada 26-05-2022. Sa’adah juga menuturkan bahwa juara adalah bonus, tujuan utamanya adalah pengalaman dan pelajaran dalam berproses.
Dalam proses lomba, Sa’adah diharuskan untuk merekam dirinya ketika membaca puisi untuk selanjutnya diunggah ke Google Drive yang telah disediakan oleh panitia. Ia sedikit mengalami kendala jaringan internet yang buruk saat hendak mengunggah rekamannya tersebut. Beruntung ia tetap bisa menyelesaikannya tanpa melebihi batas waktu unggah yang telah ditentukan.
Beberapa persiapan yang dilakukan oleh Sa’adah dalam rangka mengikuti kompetisi ini tidak terlalu banyak dan signifikan berhubung acara dilakukan secara daring. Ia memilih latar belakang yang sesuai untuk proses pengambilan gambar, mencari timing yang pas karena ia set yang pilih adalah indekos, dan untuk kostum, ia menggunakan pakaian yang kasual saja. Berkat ketekunannya, juara pertama berhasil diraih oleh Sa’adah.
Sastra dan puisi telah menjadi hal yang dekat dengan Sa’adah sejak bangku sekolah menengah. Ia berhasil beberapa kali mengikuti perlombaan dan mewakili sekolahnya untuk pembacaan puisi, hingga akhirnya mendapatkan juara II se-Tapanuli Bagian Selatan. Dengan kemenangan terbarunya di masa kuliah ini, Sa’adah berharap dirinya bisa terus berprestasi untuk memenangkan kompetisi-kompetisi lainnya. Ia menyukai tantangan dan hal-hal baru, jadilah komitmennya adalah untuk mencoba semua hal yang ia ingin lakukan. “Selagi bisa maka saya coba, kalau gagal, ya coba lagi,” pungkas Sa’adah. (tsa)