Mahasiswa Pendidikan Biologi UAD Sabet Juara II Lomba Microteaching Sains
Alfrista Novalia Putri, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2019, sukses merebut posisi kedua untuk lomba microteaching sains dalam ajang Walisongo Science Competition 2022. Acara ini digelar oleh Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang dan diikuti oleh hampir 45 universitas dari seluruh Indonesia.
Berkompetisi dalam sebuah ajang bergengsi membuat Frista merasa termotivasi untuk bisa lebih baik lagi. Momentum kemenangannya kali ini menjadi sebuah penghargaan darinya untuk diri sendiri. Sebagai mahasiswa pendidikan yang akan menjadi calon guru, Frista sadar bahwa dirinya harus terus meningkatkan kemampuan dalam mengajar. Eksplorasi pengalaman dengan berjuang bersama mahasiswa dari seluruh Indonesia menjadi motivasinya ikut lomba ini.
Lini masa lomba berlangsung dari bulan April‒Juni 2022 dan pengumuman pemenang diadakan pada 14 Juni 2022. Diawali dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kemudian seleksi administrasi dan dilanjutkan dengan pengiriman video pendek pembelajaran. Dari seluruh finalis yang ikut serta, dipilih sepuluh terbaik untuk selanjutnya diminta mengirimkan video pembelajaran versi lengkap.
Proses penilaian juga dilakukan dengan tanya jawab pendalaman RPP secara daring. Sebagai bentuk keseriusan mengikuti lomba, Frista mempersiapkan RPP-nya dengan matang. Untuk proses take video, ia juga tidak lupa memperhatikan materi, alat peraga, dan kesiapan siswa untuk ikut andil dalam proses pembelajaran.
Di antara semua proses yang dilaluinya, Frista mengaku tidak mengalami kendala yang berarti. Much. Fuad Saifuddin, S.Pd., M.Pd. yang menjadi dosen pembimbing sangat membantu.
“Karena dibimbing dan diarahkan oleh dosen, jadi semua kesulitan itu bisa saya lewati dengan mudah,” paparnya saat diwawancara melalui WhatsApp (26-06-2022).
Setelah kemenangannya ini, Frista berharap dirinya bisa lebih matang dalam menguasai model pembelajaran, metode pembelajaran, dan skill lain yang berguna untuk masa depannya kelak. Sebagai seorang calon pendidik, ia harus menguasai kompetensi utama yang harus dimiliki guru, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
“Semuanya perlu dikuasai agar tidak kaget saat menghadapi peserta didik yang sesungguhnya,” tutup Frista. (tsa)