Yang Dicintai dan yang Dibenci Allah
Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada 4 September 2022 kembali adakan Kajian Rutin Ahad Pagi dengan mengambil tema “Yang Dicintai dan yang Dibenci Allah”. Dr. H. Ustadzi Hamzah, M.Ag. hadir sebagai narasumber membahas sabda Rasulullah saw. mengenai tiga hal yang diridai Allah dan tiga hal yang dibenci oleh Allah. Tema ini dipilih dengan harapan masyarakat dapat memenuhi perintah Rasulullah saw. yaitu menghayatinya.
Ustadzi Hamzah membuka kajian dengan hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang berbunyi “Sesungguhnya Allah rida atas tiga hal, yang pertama selalu beribadah kepada Allah, yang kedua tidak melakukan syirik atau perbuatan yang menyekutukan Allah, dan yang ketiga selalu berpegang teguh kepada agama Allah dan tidak bercerai berai. Kemudian Allah membenci tiga hal, yang pertama perbuatan yang berdasar pada katanya-katanya, yang kedua banyak tanya yang maksudnya di sini bukan untuk mengerti dan paham tetapi lebih kepada hanya sekadar keingintahuan, kemudian terakhir yaitu menghamburkan uang.”
“Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ini tidak mungkin bertentangan dengan Al-Qur’an, karena Rasulullah saw. dalam menyampaikan serta mengucapkan sesuatu tidak bersumber dari hawa nafsu melainkan bersumber dari Al-Qur’an,” jelas Ustadzi Hamzah.
Ia kemudian menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dari ibadah. Ibadah merupakan mendekatkan diri kepada Allah dengan menaati segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya, serta mengamalkan segala hal yang diizinkan oleh Allah. “Dalam agama Islam, ibadah dibedakan menjadi dua yaitu ibadah yang bersifat khusus dan ibadah yang bersifat umum.”
Ibadah yang bersifat umum ialah segala amalan yang diizinkan oleh Allah, contohnya aktif dalam masyarakat. Sedangkan ibadah khusus yaitu apa yang telah ditetapkan oleh Allah terkait perincian-perinciannya, tingkah dan tata caranya telah ditentukan oleh Allah secara spesifik. Contohnya yaitu salat, zakat, puasa, dan haji.
“Ibadah umum dan khusus semuanya harus menyatu, kita tidak boleh memilah-milah. Sebagai umat Islam, keduanya harus kita lakukan karena tertib dalam mengunjungi masjid, puasa, zakat, dan salat, juga harus diimbangi dengan tertib bermasyarakat. Hal inilah yang dicintai oleh Allah dan Rasulullah,” tutupnya. (wid)