Dukung Program Pemerintah, UAD Gelar Workshop Pencegahan Stunting
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) mendukung program pemerintah dengan melakukan pemberdayaan desa bebas stunting lewat program “Kampung Bangkit dengan Inisiasi Kampung Mandiri Kesehatan dalam Pencegahan Stunting”. Kegiatan itu dimulai pada 16‒17 Desember 2022 hingga akhir Desember 2022 di Tegalrejo, Gedangsari, Gunungkidul.
Agenda tersebut merupakan program dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Wilayah Gunungkidul dipilih karena kasusnya yang cukup tinggi dan perlu pencegahan.
Stunting merupakan keadaan kurang gizi kronis yang disebabkan oleh malnutrisi yang dialami oleh ibu saat hamil atau anak pada masa pertumbuhannya. Hal ini juga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak seperti tinggi badan yang lebih rendah dari standar usianya.
Kegiatan hari pertama meliputi sosialisasi PKM sekaligus workshop posyandu terkait gizi remaja dan calon ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting. Hari kedua diisi dengan pelatihan pembentukan posyandu remaja, materi ketahanan keluarga, penguatan kader dalam upaya pencegahan stunting, serta pelatihan konselor remaja. Berlanjut hari ketiga dengan kegiatan pembagian alat tes stunting berupa berbagai peralatan untuk identifikasi dan timbangan digital yang terintegrasi dengan Tab Android.
Program PKM dilaksanakan oleh tim pengusul yang diketuai oleh Dr. Tri Wahyuni Sukesi, M.P.H. dengan anggota Dr. Fatwa Tentama, M.Si., Dr. Surahma Asti Mulasari, M.Kes., Dr. Bambang Sudarsono, M.Pd., Sulistyawati, M.P.H., Ph.D., Lulu Nafiati, M.Sc., Fanani Arief Ghozali, M.Pd., dan Herman Yuliansyah, M.Eng. Selain itu, kegiatan tersebut juga melibatkan sejumlah mahasiswa UAD yang turut berperan aktif dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Selaku ketua tim, Tri Wahyuni menyatakan bahwa program ini bertujuan sebagai upaya untuk melakukan pencegahan terhadap kasus yang cukup tinggi ini di wilayah tersebut. “Hal itu terjadi karena rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang permasalahan kesehatan, terutama stunting,” imbuhnya.
Fatwa Tentama juga menambahkan bahwa upaya tersebut harus memperhatikan beberapa hal penting seperti pola makan dengan gizi seimbang, pola asuh, dan pemberian makan bayi atau balita.
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan masyarakat Tegalrejo dapat menjadi lebih mandiri dalam hal kesehatan termasuk untuk pencegahan di wilayahnya. Ke depannya, diharapkan Tegalrejo dapat berkembang menuju desa yang mandiri, sehat, sejahtera, serta yang utama bebas dari stunting. (tsa)