KKN UAD Sosialisasi Olah Sampah Organik dengan Larva Lalat Tentara Hitam
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa. Tujuan dari KKN ialah untuk meningkatkan rasa empati dan kepedulian mahasiswa terhadap sekitar, serta memperdalam ilmu pengetahuan dan keterampilan guna memecahkan suatu masalah. Kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa diharapkan mampu memberikan dampak yang positif untuk masyarakat, khususnya di daerah pedesaan dengan melakukan beberapa program yang telah direncanakan. Salah satu program utama yang telah direncanakan oleh mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ialah tentang pengolahan sampah.
Sampah hingga saat ini masih menjadi suatu permasalahan utama yang belum mampu terselesaikan dengan baik oleh masyarakat. Di Yogyakarta, rata-rata sampah terbuang sebanyak 260 ton ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan dengan jumlah sampah organik sebanyak 60% dan sampah anorganik sebanyak 40%. Berdasarkan hal tersebut, kini pemerintah Kabupaten Bantul sedang menggencarkan gerakan “Bantul Bersih Sampah 2025”.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD turut andil dalam melancarkan gerakan Bantul Bersih Sampah 2025 dengan menerjunkan beberapa mahasiswa yang bergerak dalam kelompok KKN. Mereka diminta untuk melakukan program kerja terkait dengan pengelolaan sampah. Program yang telah dirancang, diharapkan mampu membantu pemerintah Kabupaten Bantul dalam mengatasi permasalahan sampah.
KKN Reguler 101 Unit XII.B.1 salah satunya, yang bertempat di Kauman, Wijirejo, Pandak, Bantul. Untuk membantu mewujudkan gerakan Bantul Bersih Sampah 2025, mahasiswa KKN memberikan sosialisasi terkait cara mengolah limbah organik dengan menggunakan media magot. Sosialisasi dilaksanakan di Pendopo Kauman pada Sabtu, 25 Februari 2023. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa mengundang Tsalis Siswati selaku Ketua Pengelolaan Sampah dan Direktur Bank Sampah Miliar Wijirejo, Pandak, Bantul, sebagai narasumber.
Lebih lanjut, Tsalis menyampaikan bahwa magot merupakan belatung atau larva yang dihasilkan dari telur lalat hitam black soldier fly (BSF) yang sangat efektif untuk mengatasi permasalahan limbah organik. Pengolahan sampah organik menggunakan magot dilakukan dengan metode ember tumpuk. Satu ember yang telah dilubangi pada bagian bawahnya diisi dengan bahan organik (limbah rumah tangga) sebagai media untuk mengundang lalat BSF, sedangkan ember yang kedua diletakkan di bawah sebagai penampung cairan pupuk organik cair (POC). Tak hanya itu, Tsalis juga menjelaskan terkait pembuatan losida (lodong sisa dapur) dengan pipa paralon yang telah dilubangi.
“Magot ini bagus untuk mengatasi sampah organik. Jadi, ibu-ibu tidak perlu membuang sampah sembarangan lagi. Penggunaan magot juga efektif karena sampah tidak akan cepat menumpuk meskipun selama 1 bulan lamanya. Magot itu nanti akan menghasilkan kompos organik, serta larvanya bisa dijadikan sebagai pakan ternak unggas atau ikan,” jelas Tsalis.
Terakhir, dengan adanya sosialisasi tentang pengolahan limbah sampah organik dengan media magot, mahasiswa KKN UAD berharap warga bisa lebih bijak lagi dalam mengatasi sampah organik. Selain itu, warga juga bisa ikut berkontribusi dalam mewujudkan Bantul Bersih Sampah 2025 dan ikut serta dalam meminimalisasi menumpuknya sampah organik di TPA Piyungan. (ver/frd)