Digital Marketing: Strategi Promosi dan Manajemen Media Sosial
Kepala Program Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) M. Najih Farihanto, S.I.Kom., M.A. didapuk menjadi pembicara dalam acara Workshop Strategi Pengembangan Promosi dan Media Sosial bagi Sekolah Muhammadiyah. Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Ruang Aphitarium Kampus IV UAD pada Sabtu, 8 April 2023.
Perkembangan teknologi telah mengubah pendidikan konvensional menjadi pendidikan berbasis digital yang membuat sebagian besar aktivitas pendidikan dilakukan secara daring sejak pandemi Covid-19. Hal ini sangat bertolak belakang dengan terjadinya penurunan drastis kualitas pendidikan akibat pandemi. Masalah tersebut menjadi tantangan besar bagi para akademisi dan tenaga kependidikan untuk kembali meningkatkan kualitas dan memajukan mutu pendidikan.
Menjawab permasalahan itu, Najih menjelaskan terdapat 4 langkah strategi promosi yang menjadikan media sosial sebagai media utama promosi pendidikan secara digital (digital marketing).
Defining Public Relation Problem
Langkah pertama dalam digital marketing yang harus dilakukan adalah mendefinisikan masalah yang terjadi pada sebuah institusi untuk mengetahui akar masalah dan menentukan solusi strategis mengatasinya. Dalam tahap ini, ada 2 kemungkinan solusi akurat yang dapat dilakukan sesuai dengan permasalahan yang ada, yaitu jenama atau branding dan promosi.
“Bapak dan Ibu, kita harus tahu apa yang terjadi di sekolah kita. Saya belajar dari masalah yang pernah menimpa Prodi Ilmu Komunikasi saat pandemi, melihat dan mengamati kondisi mahasiswa kami saat itu, serta menemukan solusinya,” cerita Najih.
Jenama merupakan kegiatan penciptaan identitas terkait persepsi, dugaan, emosi, dan perasaan suatu identitas di mata audiens, serta dilakukan sebelum melakukan aktivitas promosi. Sementara itu, promosi merupakan aktivitas memasarkan suatu produk kepada konsumen dengan jenis soft selling (tidak langsung) dan hard selling (langsung). Tanpa jenama yang kuat, promosi efektif mustahil diraih.
Planning and Programming
Setelah memilih solusi permasalahan, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan penentuan program. Pada masa ini, para akademisi atau tenaga pendidikan dapat membuat rencana manajemen pembuatan konten di media sosial. Manajemen media sosial ini berupa pembuatan konten, konsep pengemasan pesan, penentuan media, pemetaan target audiens, dan evaluasi dampak atau feedback audiens.
Taking Action and Communicating
Pada langkah ini, kita mengaplikasikan dan menerapkan rencana konsep program yang telah ditentukan. Para akademisi atau tenaga pendidikan dapat membuat tim media sosial sebagai pilar utama manajemen media sosial. Manajemen media sosial ini berupa pelaksanaan konten dengan memanfaatkan sivitas akademika sebagai komunikator utama.
“Di sekolah Bapak dan Ibu pasti ada yang suka menggunakan media sosial. Kita dapat memilih mereka sebagai tim manajemen media sosial karena mereka sudah paham dengan media sosial,” paparnya.
Konten media sosial memperlihatkan dan memuat nilai jual sekolah secara langsung maupun tidak langsung (soft atau hard selling) yang menciptakan brand awareness tinggi hingga menjadikan sebuah institusi menjadi top of mind di mata audiens.
Evaluating the Program
Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi setelah implementasi konten di media sosial dengan mengamati dan mendata dampak yang diberikan. Dampak ini dapat berupa jumlah tayangan konten, jumlah audiens yang menyukai konten, serta engagement audiens.
Mengukur hasil implementasi konten dapat dilakukan menggunakan teknologi yang tersedia di media sosial seperti user generated content, analytic, dan insight. Selain itu, konten yang bagus dapat diidentifikasi melalui ketertarikan audiens terhadap isi konten tersebut. (sin)