Mendidik Anak Tak Semudah Memindahkan Air

Kajian Ahad Pagi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Anove)
Ketika berbicara soal pendidikan, sorotan sering kali tertuju pada anak didik. Namun, dalam Kajian Ahad Pagi yang rutin diadakan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), fokus itu dibalik: pihak yang perlu “dibentuk” lebih dulu justru adalah para pendidik.
“Kalau ingin anak-anak menjadi generasi yang kuat, maka yang harus diperbaiki adalah gurunya, dosennya, dan orang tuanya. Caranya? Bertakwalah kepada Allah,” ujar Ustaz Arif Jamali Muis, M.Pd., di hadapan jemaah. Ia menekankan bahwa pendidikan tidak bisa sekadar dipahami sebagai proses mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga harus dilandasi oleh keteladanan dan hati yang terhubung dengan nilai-nilai ketakwaan.
Mengusung tema “Pendidikan sebagai Jalan Menuju Takwa”, kajian ini berlangsung pada Minggu, 22 Juni 2025, di Masjid Islamic Center (IC) UAD. Ustaz Arif sendiri merupakan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia (RI).
Ia menyampaikan bahwa QS. An-Nisa ayat 9 memberikan pendekatan yang berbeda dalam mendidik anak. “Ayat itu tidak menyentuh anaknya, tetapi justru memerintahkan orang tua dan pendidik untuk bertakwa lebih dulu,” terangnya.
Tak hanya soal tanggung jawab pendidikan, Ustaz Arif juga mengangkat pentingnya rasa syukur serta prasangka baik kepada Allah dalam menghadapi kehidupan. Ia menjelaskan bahwa apa yang tampak tidak menyenangkan bagi manusia bisa jadi merupakan hal terbaik menurut Allah. “Bukan banyaknya rezeki yang membuat hidup berkah, tetapi cara kita menerima pemberian Allah. Itu yang disebut nikmat dan justru itulah yang Allah tambah,” ungkapnya, mengutip pemahaman dari QS. Al-Baqarah ayat 216.
Ia juga mengkritisi sikap abai sebagian orang tua dan pendidik terhadap anak-anak mereka. Menurutnya, sikap cuek hanya akan membuka jalan pada kerusakan generasi. Ustaz Arif juga menambahkan bahwa kasih sayang terhadap anak juga harus diungkapkan. “Generasi Z juga butuh dipuji, disayang, dan dihargai. Walau kadang mereka cuek minta ampun, tetap harus kita sampaikan hal-hal yang baik,” ungkapnya.
Ustaz Arif mengingatkan bahwa mendidik anak bukan hanya soal memberi tahu, tetapi juga soal menyelaraskan akal dan nurani serta menanamkan nilai dalam jiwa. “Mendidik anak tidak semudah memindahkan air dari satu wadah ke wadah yang lain. Anak-anak kita itu manusia yang punya hati dan pikiran sendiri. Yang bisa membolak-balikkan hati mereka adalah Allah,” tutupnya mengakhiri sesi kajian. (Anove)