Allah Maha Pemberi
Kajian Ahad Pagi kembali digelar pasca-Idulfitri dalam rangka merekatkan kembali silaturahmi antarjamaah dengan mengusung tema “Allah Maha Pemberi (Al-Wahhaab)”. Minggu, (22-05-2022), acara tersebut berlangsung secara luring di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), juga daring melalui platform Zoom Meeting dan tayang melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD. Kajian Ahad Pagi merupakan agenda rutin dari tahun sebelumnya yang diselenggarakan pengurus masjid dalam bentuk pelayanan terbaik bagi para jamaah.
Hadir Ustaz Hendra Darmawan, S.Pd., M.A. selaku pemateri sekaligus Ketua Bidang Kaderisasi Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD. Kajian diawali dengan tadarus bersama yang dipimpin Ustaz Diyan Faturahman, S.Ag., M.Pd. selaku moderator yang membersamai kajian tersebut.
“Selain menjaga silaturahmi, kami berharap dapat memberikan semangat para jamaah untuk saling berbagi dan menghilangkan kegelisahan akan rezeki hari ini ataupun esok hari karena Allah Swt. Al-Waahhab (Maha Pemberi),” tutur Ustaz Diyan Faturahman.
Dalam pemaparannya, Ustaz Hendra Darmawan membahas terkait pemberiaan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. dan dampak bagi generasi masa kini.
“Al-Waahhab adalah salah satu nama Allah yang memiliki arti Maha Pemberi. Sebagai contoh pemberian Allah kepada Nabi Muhammad saw. yaitu doa yang senantiasa Allah hijabahkan, diberikan pengikut yang saleh dari para sahabat sampai generasi sekarang, diberikan wahyu Al-Qur’an, zikir, hidayah, kebijaksanaan, kedudukan, dan dijauhkan dari kesesatan,” paparnya.
Berkaitan dengan hal itu, ia menjelaskan, dari keistimewaan yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad saw., Nabi tetap menjalani kehidupan dengan penuh kesederhanaan dan tidak mengaitkan dirinya pada harta benda.
“Suatu ketika, Umar Bin Khattab memasuki kamar Nabi dan Umar hanya mendapati kasur tipis dan sedikit makanan di dalamnya. Hal tersebut yang membuat Umar menangis dan terharu melihat pribadi Nabi yang sedemikian itu,” jelas Ustaz Hendra.
Lebih lanjut ia menyampaikan, pernah suatu ketika Nabi pergi terburu-buru usai salat yang membuat jamaah terheran dan Nabi berkata, “Aku ingat bahwasanya aku mempunyai emas dan aku hendak membagikan emas tersebut untuk keperluan di jalan Allah.” Dari kesederhanan dan kedermawaan inilah Allah senantiasa memberikan keutamaan yaitu pengikut saleh dan umat Nabi sebagai para pemimpin dalam sejarah pembangun peradaban.
“Sudah seharusnya kita mempelajari dan meneladani pribadi dan kehidupan Nabi Muhammad saw. yang tidak mudah, sehingga sampai sekarang generasi masa kini dapat menikmati nurul Islam (cahaya Islam) dengan segala kemudahannya. Letakkan dunia di genggaman tangan jangan pernah letakkan dunia di dalam hati,” tutupnya. (Ela)