Bagaimana Cara Meraih Prestasi?
“Motivasi untuk keliling dunia dengan prestasi adalah, injakkan kaki dan perluas sujud di bagian bumi Allah yang lain, karena bagian dari bumi Allah adalah tempat sujud,” ungkap Desy Restia Rahmawati, S.Farm. mahasiswa beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) batch VI.
Pada kegiatan soft skill series yang membahas mengenai pentingnya prestasi, Desy mengatakan bahwa setiap manusia terlahir sudah berprestasi, setiap dari kita terlahir sebagai pemenang. Untuk itu, jangan menjalani hidup dengan mengalir saja, jangan sekadarnya. Kita harus meraih apa yang kita sebut dengan prestasi.
“Waktu yang dihabiskan di sini sama-sama 4 tahun, kita semua diberi waktu yang sama untuk menempuh sarjana. Namun yang membedakan adalah upaya kita, apakah kita akan lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,0 atau 3,5 saja yang penting cum laude, atau 2,5 tidak apa-apa yang penting lulus. Setiap mahasiswa harus mampu menumbuhkan rasa ingin terus belajar dan berprestasi dari dalam diri,” lanjut Desy (2/3/2023) di Amphitarium, Gedung Utama Kampus IV, Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
“Rasa tidak percaya diri dan kegagalan pasti tumbuh dalam diri seseorang, nanti akan banyak sekali kekecewaan, nangis, histeris, atau bahkan beberapa hal yang lebih parah lagi di awal-awal, juga pada prosesnya. Namun mau tidak mau kita harus tetap menjadi seseorang yang unggul, kita harus mendorong diri kita untuk berada di atas rata-rata orang biasa, sehingga membuat kita memiliki tujuan yang jelas, dan jalan ke depan akan dimudahkan.”
Banyak standarisasi atau parameter yang diidealisasikan. Tidak hanya IPK atau karya, tetapi soft skill juga sangat penting, karena hal tersebut bisa memperluas kapabilitas seseorang.
Pemahaman konsep prestasi penting untuk kita tadaburi supaya benar-benar menghunjam ke jiwa. Sebab, nantinya akan memengaruhi ke tindakan, pikiran kita sehari-hari, serta lingkungan. Ingat, kita perlu memilih lingkungan apa yang kita butuhkan dan inginkan. Apakah lingkungan yang berprestasi dan saling mendukung, atau yang tidak membuat kita berkembang.
Desy juga memaparkan pentingnya menjadi mahasiswa berprestasi. Selain mempermudah langkah studi dan karier, kita juga akan mendapatkan kesempatan luar biasa yang tidak semua orang mendapatkannya. Hal tersebut memberi dampak positif bagi keluarga, lingkungan, teman, dan masyarakat, sehingga membuat sarana implementasi kita lebih luas, serta dapat menjalin silaturahmi, dakwah, maupun ibadah.
Pada akhir paparan materinya, ia mengatakan kesempatan yang seolah datang 2 kali sebenarnya sudah berbeda. Kalau kita gagal dalam suatu hal coba lagi saja, jangan dilewatkan. Tidak apa-apa gelisah dalam hidup, karena untuk hidup kita bertumbuh dan berkembang. (msy)