Emosi dan Gelak Tawa dari Pementasan Drama “Warung Sedang Tutup!”
Tidak berlebihan rasanya jika malam itu menjadi malam yang akan selalu dikenang oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2020. Pasalnya, pementasan drama yang mereka garap karena tugas praktik mata kuliah sukses digelar dan mendapat perhatian dari para pelaku seni pertunjukan.
Mengusung tema komedi dan konsep pertunjukan realis, pementasan drama yang diberi judul “Warung Sedang Tutup!” ini berhasil mengundang gelak tawa, beragam ungkapan apresiasi, dan riuh tepuk tangan penonton yang memenuhi ruang bersinar redup Gedung Societet Militair, Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
“Respons emosional penonton saat menyaksikan pementasan ini benar-benar terasa dan tercipta secara alami. Artinya, pementasan yang kami suguhkan layak untuk dinikmati,” ungkap Didi Risaldi, selaku penulis naskah dan sutradara.
Tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa UAD, pementasan drama “Warung Sedang Tutup!” turut disaksikan oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ataupun masyarakat umum Yogyakarta. “Kursi terisi penuh dan ternyata di luar sivitas akademika UAD pun banyak yang tertarik dan menonton pementasan kami,” ucap Sabar Stilla selaku pimpinan produksi, dan Masyifa Ajeng selaku asisten sutradara.
Jika ditelisik lebih jauh, dengan waktu persiapan serta latihan yang relatif singkat (satu bulan) dan digarap oleh orang-orang yang umumnya bahkan tidak mengenal dunia seni pertunjukan, wacana pementasan drama yang digagas oleh mahasiswa Prodi Sastra Indonesia UAD angkatan 2020 terbilang sangat nekat. Terlebih lagi pementasan ini terbuka untuk umum dan digelar di lokasi yang terkenal sebagai “sarang” pertunjukan seni peran di Kota Yogyakarta.
Banyak pengorbanan dan curahan emosional yang dilalui ataupun dirasakan saat menggarap pementasan drama ini. Namun kemudian, melalui komunitas kesenian Sanggar Manggala yang lahir secara organik saat wacana awal pementasan drama tercetus, mereka tidak “kapok” dan bahkan “ketagihan” untuk kembali berproses di bidang kesenian.
“Pementasan drama pada 17 Juli 2022 lalu bukan semata-mata bertujuan untuk menggugurkan tugas praktik mata kuliah, melainkan sebagai wadah kami untuk bersilaturahmi, menjalin keakraban, dan media untuk belajar serta berproses di dunia kesenian,” ujar Muhammad Galung, salah satu aktor yang terlibat di pementasan.
Dinar Saka, sebagai dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan memiliki harapan, agar pementasan drama yang telah digelar oleh mahasiswa Prodi Sastra Indonesia UAD angkatan 2020 bisa memberikan dampak positif. Selain itu bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa Prodi Sastra Indonesia UAD lainnya untuk berkesenian, khususnya kepada angkatan 2021 yang kelak mendapat mata kuliah serupa. (ris)