Humas sebagai Branding Institusi
“Jurnalisme dan kehumasan adalah dua hal yang bersinggungan, keduanya memiliki persamaan dan perbedaan.”
Hal tersebut dipaparkan oleh Hendrawan Setiawan, seorang jurnalis senior dari CNN Indonesia, saat didapuk untuk menjadi narasumber dalam Workshop Pengembangan Humas Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) di Hotel Grand Rohan Yogyakarta (27‒30 Oktober 2022).
Lebih lanjut, Hendra menjelaskan bahwa persamaan antara jurnalisme dan kehumasan terletak pada poin di mana mereka sama-sama mengomunikasikan dan mendokumentasikan informasi. Sementara untuk perbedaannya, jurnalisme mendahulukan kepentingan publik, sedangkan humas mendahulukan kepentingan institusi.
Dalam pelaksanaan tugasnya, humas tentu memerlukan media sebagai penyebar informasi. Terdapat dua jenis media yang patut digunakan sesuai dengan urgensinya. Pertama adalah media sosial, cocok untuk digunakan sebagai media informasi internal lembaga dan sekaligus untuk branding. Kedua adalah media massa, cocok untuk digunakan sebagai publikasi informasi karena luas cakupannya dengan platform media yang lebih kredibel.
Terdapat beberapa topik seputar informasi kampus yang disukai oleh media, antara lain adalah peristiwa, penemuan, dan human interest. Di samping itu, ada juga topik-topik yang tetap bisa dibagikan ke media seperti seminar, ujian doktoral, orientasi mahasiswa baru, acara di kampus, dan lain-lain. Sebagai trik khusus, bisa juga memanfaatkan media “pemalas” yang tersebar dalam bentuk jaringan media di daerah-daerah. Mereka biasanya disebut sebagai nano influencer.
Terakhir, dalam mengelola relasi dengan media, terdapat beberapa poin yang perlu digarisbawahi. Pertama adalah pastikan untuk memberi akses, lalu, jawab semua keingintahuan, bila tidak atau belum ada jawaban terkait sesuatu yang dipertanyakan, maka berilah respons dengan elegan. Tidak kalah penting juga untuk selalu cepat tanggap dalam suatu hal. (tsa)