Kuliah Umum Pra-Masta untuk Mahasiswa Baru UAD
Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kuliah umum Pra-Masa Taaruf (Masta) Program Pengenalan Kampus (P2K) UAD dengan tajuk “Membangun Religiusitas dan Intelektualitas, Mewujudkan Peradaban Islam”. Acara digelar secara luring bertempat di Amphitarium Kampus IV UAD dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube UAD pada Senin, 12 September 2022. Hadir sebagai narasumber Drs. H. Anhar Ansyary, M.Si., Ph.D., yang merupakan Kepala LPSI UAD.
Anhar menyampaikan, ketika melihat agama itu jangan sekadar suatu kewajiban. Agama merupakan suatu kebutuhan hidup. Kehadiran umat manusia di muka bumi disertai perangkat keyakinan oleh Allah Swt. bahkan sejak manusia dalam kandungan disertai dengan seperangkat kekuatan iman dan akal. Setiap jiwa manusia sejatinya membutuhkan bimbingan Islam.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa beragama Islam maka berkaitan dengan Al-Qur’an. Untuk mengetahui taraf kemampuan dalam membaca Al-Qur’an, mahasiswa diberikan mata kuliah Tahsinul Qur’an, selain itu mahasiswa juga dibekali dengan mata kuliah Ulumul Qur’an dan Ulumul Hadis sebagai perantara. Kedua ilmu tersebut tidak bisa dipisahkan. Secara teoretis, keduanya merupakan sumber sains dan teknologi (saintek).
“Semester tiga nanti mahasiswa akan diberikan mata kuliah Akidah. Tauhid diberikan tentang iman itu seperti apa yang akan menjadi kekuatan, spirit dalam hidup kita. Kalau kita tidak punya tauhid yang kuat maka hidup kita akan terombang-ambing, tetapi kalau tauhid yang kita punya kuat kita siap menghadapi tantangan apa pun. Mengapa demikian? Karena tauhid mengarahkan kita menggantungkan hidup kepada Allah bukan kepada manusia,” jelas Anhar.
Kemudian pada semester empat akan diberikan mata kuliah Akhlak. Akhlak pada dasarnya mencakup beberapa domain, secara vertikal yaitu akhlak kepada Allah dan secara horizontal akhlak kepada manusia.
Terakhir, ia menyampaikan bahwa Islam dan saintek merupakan satu kesatuan. Saintek tanpa agama maka akan merusak kehidupan, sebaliknya apabila agama tanpa saintek tidak akan dapat berperan menyelesaikan permasalahan dimensi kehidupan dunia sehingga keduanya harus menyatu dalam sebuah kehidupan. (frd)