• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswa Sastra Indonesia UAD Raih Juara I Lomba Menulis Esai Nasional

05/09/2022/in Prestasi /by Ard

Yusuf Bastiar, mahasiswa Prodi Sastra Indonesia FSBK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

“Tentu saya senang mendapati esai saya juara satu dengan total hadiah sepuluh juta rupiah. Namun, saya tak mau berpuas diri. Saya mesti mawas diri, menulis lagi, dan evaluasi lagi setiap tulisan saya. Saya tidak menganggap ini puncak, sebab masih panjang perjalanan saya sebagai mahasiswa Sastra Indonesia UAD,” tutur Yusuf Bastiar.

Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) itu berhasil meraih juara satu kategori mahasiswa dalam ajang perlombaan menulis esai bertajuk “Membaca Soedjatmoko”. Tulisan Yusuf yang berjudul “Spiritualitas dan Etika Ilmu Pengetahuan dalam Konflik Agraria Desa Wadas” berhasil memikat perhatian dewan juri dari total 432 esai.

Lomba esai yang diikuti Yusuf digagas oleh Asia Justice and Rights (AJAR) dan Future Indonesia dalam rangkaian program Membaca Soedjatmoko, yang dilakukan bertepatan dengan peringatan hari jadi Soedjatmoko yang ke-100. Lomba esai tersebut mengusung tema pemikiran-pemikiran Soedjatmoko dan skenario untuk Indonesia masa depan. Lebih rincinya, dibagi menjadi lima tema yaitu keberagaman, pendidikan dan teknologi, agama dan ilmu pengetahuan, pembangunan berkelanjutan, serta media dan informasi.

“Karena saya memilih subtema agama dan ilmu pengetahuan, saya mesti mencari tulisan-tulisan lama Soedjatmoko di website membacasoedjatmoko.com. Bertemulah saya dengan esai bernas berjudul ‘Spiritualitas dan Etika Pembebasan’. Kelak dari esai itu saya pinjam pemikiran Soedjatmoko untuk mendedah kasus konflik agraria di Desa Wadas,” tuturnya.

Tulisan bernas Yusuf Bastiar mengelaborasi pemikiran Soedjatmoko yang menabuh genderang perdamaian. Soedjatmoko, bagi Yusuf, telah memberikan arahan bahwa spiritualitas sebaiknya dipertimbangkan dalam pembangunan nasional negara kita, tidak hanya berdasarkan pada ilmu pengetahuan semata.

“Di sisi lain, ini juga menjadi motivasi saya menulis. Saya marah melihat penindasan yang dilakukan negara atas hak warga Wadas. Maka saya menulis esai itu. Kemudian saya ikutkan lomba,” Yusuf melanjutkan.

Dalam menulis esai tersebut, ia mengaku tidak mendapatkan kendala apa pun. Sebab, konflik agraria di Desa Wadas memudahkan dirinya untuk menganalisis bersandar pada pemikiran Soedjatmoko. Lebih lagi, Yusuf menuturkan ulang perkataan Soedjatmoko “jikalau pembangunan hanya mengedepankan pengetahuan dan menanggalkan etika spiritualitas, maka yang ada hanya penghancuran, penindasan, kekerasan”. Itulah yang dialami oleh warga Wadas.

“Saya hanya butuh menulis esai satu hari, satu kali duduk selesai. Kemudian saya endapkan tulisan selama sehari. Setelah itu saya edit dan benahi beberapa hal rancu atau argumentasi yang tidak logis.”

Prestasi gemilang Yusuf dedikasikan untuk Masjid Raya Al-Khuzaemah Kajen yang sudah menempa etika spiritualitasnya. Di masjid itulah ia tumbuh sebagai remaja yang diajarkan tak boleh diam ketika melihat penindasan. Selain itu, Yusuf juga mengatakan bahwa kemenangan yang ia peroleh diperuntukkan bagi perjuangan warga Wadas. Ia berharap melalui tulisannya, dapat turut andil dalam penyebaran isu, sehingga dukungan atas perjuangan warga Wadas mempertahankan kelestarian desanya bertambah.

“Yang utama, lomba ini saya dedikasikan untuk Mamak, untuk menghibur hati Mamakku karena baru saja Bapak mangkat ke surga,” tuturnya.

Dalam lembar pertanggungjawaban dewan juri, mereka memberikan komentar terhadap tulisan Yusuf. Bagi Dewan Juri, Yusuf menggemakan peringatan lama Soedjatmoko tentang risiko pembangunan yang tidak didasarkan pada nilai-nilai moral. Pilihan fokus pada kasus Wadas dirasa sangat kontemporer dan relevan. Solusi dari sudut pandang agama dan sains yang dituangkan untuk menghindari konflik tersebut dinilai cermat. Penulisan esai juga dinilai sangat jelas, dengan tidak menggunakan bahasa akademis sehingga mudah dipahami. (wid)

uad.ac.id

Tags: Berita UAD, Dosen, FSBK, Mahasiswa UAD, Muhammadiyah, News UAD, UAD, UAD Jogja, UAD Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, WeAreUAD
https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Yusuf-Bastiar-mahasiswa-Prodi-Sastra-Indonesia-FSBK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpeg 765 727 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-09-05 10:42:202022-09-05 10:42:52Mahasiswa Sastra Indonesia UAD Raih Juara I Lomba Menulis Esai Nasional
You might also like
Webometrics 2024, UAD Peringkat Pertama PTS se-DIY
Ekonomi Muhammadiyah di Era Disrupsi
Review Penghitungan Waris untuk Cucu Laki-laki, Perempuan, dan Kakek
Ikuti Program PMM, Mahasiswa UAD Jelajahi Sulawesi Selatan
Mengenalkan Digital Marketing di Kampung Pathuk
Kita Talk Bahas Teamwork dan Interdisipliner KKN

TERKINI

  • UAD dan Mina Ngremboko Kolaborasi Implementasi IoT untuk Tingkatkan Kualitas Air Budidaya Ikan16/09/2025
  • Workshop Digital Marketing di Mina Ngremboko: Dorong Usaha Perikanan Go Digital16/09/2025
  • P2K UAD 2025 Resmi Dibuka16/09/2025
  • Optimalisasi Pekarangan dengan Sayuran dan TOGA untuk Keluarga16/09/2025
  • Orientasi Kemahasiswaan dan Alumni P2K UAD 202515/09/2025

FEATURE

  • Mahkamah Konstitusi sebagai Pelaku Kekuasaan Kehakiman dalam Melindungi Hak Asasi Manusia08/09/2025
  • Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja05/09/2025
  • Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi04/09/2025
  • Psikologi Komunitas Kelompok Rentan03/09/2025
  • Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY03/09/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top