Mengembangkan Integritas Berbasis Nilai-Nilai Islam
Drs. Parjiman, M.Ag. hadir dalam Seminar Nasional Mengembangkan Integritas Antikorupsi Mahasiswa pada Sabtu, 24 Desember 2022 di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) UAD sekaligus Penyuluh Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu menyampaikan mengenai cara mengembangkan integritas antikorupsi berbasis nilai-nilai keislaman.
“Dalam Q.S. Al-Baqarah: 177 dan 188, serta Q.S. Al-Anfal: 27 sudah dijelaskan bahwa terdapat empat ciri orang yang berintegritas yaitu beriman kepada Allah Swt., malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, atau berhubungan dengan keimanan. Selanjutnya memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir, orang yang meminta-minta, dan hamba sahaya, hal ini berhubungan dengan kepekaan sosial.
Ciri ketiga yaitu ubudiyah dengan mendirikan salat dan menunaikan zakat. Kemudian akhlakul karimah yaitu orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, maupun dalam peperangan,” papar Parjiman.
Lebih lanjut, ia menjelaskan mengenai cara mengembangkan nilai integritas dengan ittiba’. Di antaranya kejujuran (kisah Khalifah Umar menguji pengembala kambing), kepedulian (kisah Khalifah Umar bin Khattab dan Ibu pemasak batu), kemandirian (Muhammad dari gembala ke manajer), kedisiplinan (kisah Ali bin Abi Thalib batal mengalahkan musuh karena diludahi).
Selain itu juga tanggung jawab (mengapa Umar bin Khattab pecat Khalid sebagai panglima?), kerja keras (Thariq bin Ziyad penaluk Andalusia), sederhana (kisah Abu Hurairah), keberanian (Umar bin Khattab dan Abu Bakar saling berlomba bersedekah untuk perjuangan Islam), serta keadilan (kisah Pak AR Fachruddin).
Tak ketinggalan, Parjiman juga berpesan, “Kesembilan nilai itu merupakan pondasi untuk membangun integritas dan wajib bagi seorang mahasiswa untuk menanamkannya. Insyaallah, dengan mengimplemenasikan nilai tersebut kita akan sukses baik bidang akademik maupun nonakademik. Dengan cara mengembangkan nilai integritas berbasis keislaman, kita memahami bahwa agama tidak hanya mengajarkan persoalan akhirat tetapi dunia juga memberikan inspirasi bagi kita semua.” (frd)