Meraih Kemuliaan Malam Lalatulqadar
Minggu, 24 April 2022, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kajian Islam. Acara ini merupakan agenda dari bidang Tablig dan Kajian Keislaman (TKK) IMM FTI dengan tujuan menjalin silaturahmi para kader, belajar bersama dalam kajian Islam, serta senantiasa mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat.
Berlangsung selama dua jam melalui platform Google Meet, dalam acara itu hadir Ustaz Budi Jaya Putra, S. Th.I., M.H. selaku pemateri. Pimpinan Komisariat IMM FTI dan kader 2021 ikut serta membersamai kajian jelang buka puasa tersebut. Dalam pemaparannya, Ust. Budi Jaya Putra membahas mengenai kemuliaan malam Lalatulqadar begitu pula dengan tanda-tandanya.
“Malam Lalatulqadar adalah malam yang dinantikan semua orang karena begitu besar keutamaannya. Oleh karena itu, waktu turunnya malam Lalatulqadar dirahasiakan oleh Allah di sepuluh malam terakhir agar umat Islam bersungguh-sungguh meraih kemuliaan tersebut. Malam tersebut digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, dijelaskan secara langsung dalam surah Al-Qadr,” paparnya.
Berkaitan dengan itu, ia menjelaskan bahwa Rasulullah saw. menyibukkan diri beribadah, berbuat kebaikan, menebar kebermanfaatan, serta mengistimewakan sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan dengan iktikaf, mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sehingga sebagai seorang muslim, wajib bagi kita mengetahui keutamaan malam Lalatulqadar untuk menambahkan semangat beribadah di bulan penuh keberkahan ini.
“Dari sepuluh malam terakhir di bulan suci Ramadan, apakah ada ciri khusus dari malam Lalatulqadar itu sendiri? Karena melihat aktivitas masing-masing pribadi yang tidak menentu sehingga berdampak pada kurang maksimal dalam iktikaf,” tanya salah seorang kader.
“Tidak ada yang mengetahui datangnya malam Lalatulqadar, tetapi hadirnya dapat kita rasakan. Malam Lalatulqadar adalah malam yang sejuk tidak panas dan tidak dingin, di pagi harinya cahaya mentari lembut dan berwarna merah, matahari tersipu malu terbit sehingga sinarnya menghangatkan. Ciri tersebut dapat kita rasakan, tetapi tidak bisa kita pastikan. Lalatulqadar bukan hanya didapatkan oleh mereka yang beriktikaf saja, orang yang melakukan aktivitas lain pun selagi dalam hal kebaikan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Oleh karena itu, senantiasa kita manfaat sepuluh hari terakhir Ramadan dengan berbuat baik semaksimal mungkin,” jawabnya. (Ela)