Paradise of Sorobali, Sepenggal Kisah dari KKN Anak Bangsa VI UAD
Tujuh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Anak Bangsa VI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tiba di Dusun Sorobali, Desa Karampi, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, pada Jumat, 04 Februari 2022. Sebelumnya mereka telah melaksanakan proses penerimaan dan pelepasan oleh Bupati Bima, Kepala Kecamatan Langgudu, dan Kepala Desa Karampi pada Kamis, 03 Februari 2022.
Mahasiswa yang tergabung dalam KKN Anak Bangsa VI dari Unit I.A.1. yaitu Salman Darpendi Akmal (ketua unit), Adinda Dewi Lestari, Nurulita Priandini, Ina Maryani, Ali Fauzan, Febry Pratama Wahyu S, dan La Salmin.
Akmal menceritakan bahwa Dusun Sorobali terletak di ujung barat Desa Karampi berbatasan langsung dengan Desa Waduruka. Jarak Desa Karampi menuju Dusun Sorobali sejauh 6,5 km yang dapat ditempuh dengan dua jalur yaitu jalur darat dan jalur laut. Jika melalui jalur darat menggunakan motor ataupun mobil bisa ditempuh dalam waktu 30 menit hingga 1 jam tergantung cuaca. Akses jalan yang belum beraspal, sehingga saat hujan turun jalanan akan berlumpur dan sulit untuk dilewati, tetapi jika melalui jalur laut menggunakan perahu dapat ditempuh dalam waktu 15 hingga 30 menit.
Sebagai mahasiswa yang akan melaksanakan pengabdiannya tentu tidak lepas dari program yang akan dilaksanakan yaitu bidang keilmuan, keagamaan, seni, dan olahraga, serta program tematik dan nontematik. Adapun beberapa program dari Unit I.A.1 di antaranya, pojok baca, sosialisasi beasiswa, penyuluhan atau pemberian edukasi kepada masyarakat, pelaksanaan pelatihan dasar kepemimpinan, pembuatan seni prakarya, dan lain-lain. Selama melakukan pengabdian, mahasiswa KKN diberikan tempat tinggal di rumah ketua pemuda Dusun Sorobali.
Pada, Sabtu 5 Februari 2022, mahasiswa KKN berkunjung ke rumah Kepala Dusun Lathif untuk memperkenalkan diri serta meminta izin untuk belajar dan mengabdikan diri kepada masyarakat Dusun Sorobali. Selanjutnya, mahasiswa KKN melakukan kunjungan ke sekolah yang terletak di tepi pantai yaitu SD Negeri Inpres Sorobali dan SMP Negeri 14 Langgudu Satap. Akmal menuturkan bahwa ia bersama teman-temannya dibuat terkejut dengan sambutan anak-anak dengan riang gembira yang tengah bermain geo dan seketika mereka pun ikut bermain bersama anak-anak.
Geo merupakan permainan yang dilakukan oleh dua kelompok, kelompok pertama sebagai pelempar dan kelompok kedua sebagai penangkap. Permainan ini hampir sama dengan permainan kasti atau baseball. Perbedaannya pada nilai skor dan juga pergantian pelempar. Alat yang digunakan hanyalah ranting dengan ukuran pendek dan panjang berjumlah dua buah.
Lebih lanjut, Akmal juga menceritakan bahwa pekerjaan mayoritas masyarakat Dusun Sorobali adalah petani kacang, bawang, padi, dan cabai. Dan pada saat musim penghujan, masyarakat akan tinggal di ladang selama tiga bulan dari musim tanam hingga panen. Petani hanya pulang sesekali dalam sebulan saja atau pada hari Jumat karena bertepatan dengan salat Jumat, mengingat jarak antara rumah dan ladang cukup jauh.
Mahasiswa KKN juga berkunjung ke SD Inpres Soropeto yang terletak di RT 03 dan jaraknya cukup jauh terpisah dari Dusun Sorobali yakni sejauh 2,6 km. “Kami memerlukan kurang lebih 30 menit menuju lokasi yang ditempuh menggunakan jalur darat. Walaupun jauh, selama perjalanan kami disuguhkan oleh pantai yang sangat indah, tidak heran Dusun Sorobali memiliki julukan ‘Bali kedua’, dan SD tersebut hanya memiliki 16 siswa yang terdiri atas kelas 1–6,” tutur Akmal pada Jumat 18 Maret 2022.
Pada akhir pelaksanaan KKN, mereka melaksanakan agenda ramah tamah sebelum kembali ke Yogyakarta. “Pada malam itu kami berkumpul dengan seluruh masyarakat Sorobali untuk berpamitan dan juga mengucapkan salam perpisahan dengan rangkaian acara kasidah yang ditampilkan oleh ibu-ibu Sorobali dan pembagian hadiah perlombaan TPQ serta pembagian kenang-kenangan kepada masyarakat Sorobali,” ujar Akmal.
Sebagai penutup, ia menyampaikan nasihat dari salah satu warga bernama Fatahullah yaitu “Ilmu itu berharga, ketika ada mahasiswa yang datang atau melaksanakan KKN di dusun ini seharusnya kita antusias belajar mempelajari ilmu yang dibawa oleh adik-adik KKN. Karena, kalau kita harus jauh-jauh ke Jogja mahal, ini kita tinggal datang dan belajar.” (guf)