PBI UAD dan MPI PWM DIY Adakan Creative Writing Training
Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY bersama pengelola mediamu.id kerja sama dengan Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan kegiatan pelatihan kepenulisan dengan tema “Creative Writing in Digital Era”. Acara tersebut dilaksanakan di Kampus IV UAD pada Minggu, 5 Februari 2023.
Hadir 2 pemateri di antaranya Sucipto, M.Pd.BI., Ph.D. selaku Ketua Program Studi (Kaprodi) PBI UAD dan Drs. Heru Prasetya selaku Pimpinan Redaksi mediamu.id. Pelatihan kepenulisan tersebut diikuti mahasiswa, guru sekolah, kalangan pendidik, serta masyarakat umum. Acara ini dilaksanakan sekaligus dalam rangka menyambut Musyawarah Wilayah ke-13 Muhammadiyah DIY.
Sesi I yang diisi Sucipto membahas seputar penulisan fiksi yaitu cerita pendek (cerpen) dan sesi II yang diisi oleh Heru Prasetya membahas seputar penulisan features.
Menariknya, selama sesi I berlangsung, pemateri mengadakan eksperimen sederhana terkait kecepatan membaca audiens. Peserta diminta untuk membaca cerpen karya pemateri dan dihitung seberapa cepat mereka selesai membaca.
“Rata-rata seseorang membaca cerpen kurang lebih 5 menit, sedangkan kemampuan seseorang dalam menulis sebuah cerpen lebih dari itu. Bahkan cukup lama,” ujarnya. Menurutnya, cerpen bertujuan untuk menghibur dan menghadirkan rasa pada saat menikmati bacaan. Ia pun membeberkan beberapa tips dan trik dalam menulis cerpen yang menarik dengan menghadirkan daya imajinatif penulis. Dimulai dari ide, alur cerita, penokohan, proses menulis, hingga publikasi cerpen.
Dalam sesi tanya jawab, Sucipto memberikan pesan bahwa menulis cerpen dapat melalui kisah nyata yang ditambahkan kejadian atau penokohan yang fiktif lalu dikemas dengan menarik sesuai dengan alur cerita.
Lebih lanjut, Heru pada sesi II menyampaikan, “Dalam menulis features, kita menulis berdasarkan data dan kejadian yang nyata. Yang menjadi kunci risk of interest pembaca adalah lead yang bagus. Berbeda dengan straight news dan cerpen, features bergantung pada menarik tidaknya pesan yang mau disampaikan berdasarkan fakta dan kejadian yang nyata.”
Kegiatan tersebut diakhiri dengan pembagian hadiah kepada peserta pelatihan yang beruntung berupa buku antologi cerpen. “Senang bisa belajar langsung kepada praktisi yang sudah berpengalaman membuat cerpen dan features, semoga saya bisa menjadi penulis hebat seperti mereka,” ujar salah satu peserta pelatihan. (roy)