Peluang dan Tantangan Energi Terbarukan Nuklir dan Panas Bumi
Sabtu (20-08-2022), Himpunan Mahasiswa Fisika (Himafi) Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan Diskusi Publik dengan mengusung tema “Peluang dan Tantangan Energi Terbarukan Nuklir dan Panas Bumi di Masa Depan”. Acara tersebut merupakan salah satu program kerja dari Departemen Kajian Strategis (Kastrat) sebagai wadah mahasiswa untuk berpikir kritis dan berpikir positif terhadap suatu hal, termasuk pada perkembangan teknologi saat ini.
Hadir sebagai pemateri adalah Bagus Agul Triyandi, S.S.T. selaku Pengembang Teknologi Nuklir DFK-BRIN Yogyakarta. Berlangsung selama empat jam melalui platform Zoom Meeting, sebanyak 48 partisipan ikut dalam acara itu. Mereka terdiri atas dosen, mahasiswa Fisika UAD, dan partisipan umum lainnya.
Damar Yoga Kusuma, Ph.D. selaku Ketua Bidang Studi (Kaprodi) Fisika UAD memberikan apresiasi dalam sambutannya. “Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dan pengurus Himafi yang menjadikan Himafi makin berkemajuan dan lebih baik, berisi kegiatan positif dan berkualitas, salah satunya acara ini. Diskusi publik ini mengangkat tema hangat dan menarik, harapannya menambah wawasan dan manfaat bagi para peserta.”
“Dengan adanya diskusi publik yang kita lakukan, diharapkan peserta dapat berkontribusi aktif sehingga materi dapat diterima secara maksimal. Tema yang diangkat oleh Departemen Kajian Strategis semoga mampu mengubah pola pikir masyarakat terhadap nuklir. Bukan hanya dampak negatif, manfaat nuklir juga harus diketahui oleh elemen masyarakat,” Muhammad Maulidan selaku Ketua Himafi FAST turut menimpali dalam sambutannya.
Masuk ke tema bahasan, Bagus Agul Triyandi menyampaikan, “Nuklir memiliki keunggulan lantaran daya dan tenaga nuklir lebih besar dari pada energi lainnya. Nuklir mengandung 1 pellet uranium (8,42 kg) setara dengan 807,4 kg batu bara, 564 liter minyak, dan 594 liter gas alam.”
Selain itu, pemanfaatan nuklir juga diatur dalam Undang-Undang No. 10/1997 yang berbunyi “Bahwa perkembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir dalam berbagai bidang kehidupan manusia di dunia sudah demikian maju, sehingga pemanfaatan dan pengembangannya bagi pembangunan nasional yang berkesinambungan dan berwawasan lingkungan perlu ditingkatkan dan diperluas untuk ikut meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa.”
Berkaitan dengan hal itu, Bagus menjelaskan bahwa Indonesia sudah cukup lama meningkatkan pengembangan iptek nuklir, tetapi masih menghasilkan reaktor nuklir (nuklir penelitian), belum mencapai reaktor daya nuklir. Maka dari itu, dibutuhkan program pengembangan nuklir yang memiliki sasaran program riset dan inovasi ilmu pengetahuan, serta teknologi dan program dukungan manajemen.
“Dengan adanya program tersebut, dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia nuklir untuk memacu produktivitas riset, meningkatkan jaminan keamanan, keselamatan lingkungan, sehingga meningkatnya penerimaan masyarakat terhadap inovasi berbasis iptek nuklir. Dengan hal ini, elemen masyarakat paham akan kegunaan dan manfaat nuklir sebagai daya energi terbesar dalam implementasi kehidupan,” tutupnya. (lae)