UAD Peringkat 1 PTS Nasional Penerima Program Insentif Pengabdian Masyarakat Tahun 2022
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil menduduki peringkat pertama nasional dalam penerima Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan MBKM Berbasis Indikator Kinerja Utama (IKU) bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Tahun 2022. Dengan total skor penilaian 117,80, UAD sukses mendapatkan nilai tertinggi di antara 50 PTS lain.
Program ini diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Ditujukan untuk mengakselerasi pelaksanaan pengabdian masyarakat di PTS yang diintegrasikan dengan pembelajaran kolaboratif dan partisipatif mahasiswa melalui skema kemasyarakatan.
Anton Yudhana, Ph.D. selaku Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD dalam sesi wawancara melalui WhatsApp (22-11-2022) menuturkan bahwa capaian ini sangat berarti bagi UAD serta merupakan sebuah bentuk pengakuan dari Kemendikbudristek terhadap kinerja pengabdian masyarakat UAD. Selain itu, prestasi tersebut sekaligus menjadi kado indah untuk UAD menuju miladnya yang ke-62.
“Hal ini juga mendorong seluruh pimpinan universitas, dosen, dan LPPM untuk semakin terprogram dalam pengabdian masyarakat,” terang Anton.
Terdapat 2 indikator yang jadi tolok ukur dalam penilaian program tersebut, yaitu capaian IKU berdasarkan hasil penilaian verval dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) dan kinerja pengabdian masyarakat. Dalam hal ini, UAD mendapatkan skor IKU sebesar 49,00 dan skor capaian kinerja pengabdian masyarakat sebesar 221,00. Keduanya sukses menempatkan UAD menjadi PTS dengan perolehan insentif terbesar se-Indonesia.
Dengan hasil yang memuaskan tersebut, UAD berkomitmen untuk terus memberikan sumbangsih terhadap penyelesaian permasalahan yang ada di masyarakat. Kerja sama antara dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan (tendik) diharapkan bisa solid untuk mewujudkan UAD yang benar-benar memiliki tempat di masyarakat.
Di samping itu, kegiatan pengabdian masyarakat juga diharapkan bisa diteruskan atau bersifat multitahun. Dengan kata lain, tidak hanya sekali dua kali dilakukan kemudian selesai, tetapi proyeknya dapat berkelanjutan. “Peringkat 1 ini semakin menyemangati kami untuk melakukan kegiatan pengabdian yang lebih besar cakupannya yaitu internasional,” tandas Anton. (tsa)