Isra Mikraj: Perspektif Sains dan Teknologi serta Perspektif Fungsi Strategis Salat
Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan pengajian Isra Mikraj Nabi Muhammad saw. dengan tajuk “Isra Mikraj: Perspektif Sains & Teknologi serta Perspektif Fungsi Strategis Salat” pada Sabtu 26 Februari 2022. Acara ini berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube LPSI UAD.
Hadir sebagai pemateri adalah Prof. Drs. Agus Purwanto, M.Si, M.Sc., D.Sc. selaku Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah sekaligus Guru Besar Fisika Teori ITS atau Pakar Ayat Semesta dan Drs. H. Anhar Ansyory, M.S.I., Ph.D. yang merupakan Kepala LPSI UAD sekaligus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.
Drs. Parjiman, M.Ag. selaku Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) UAD menyampaikan peristiwa Isra Mikraj sangat fundamental karena dari situlah banyak hal yang dilakukan Rasulullah saw. dari masa kedukaan menjadi masa bahagia. Tentunya, itulah momen untuk membangun revolusi akhlak yang selama ini digemborkan oleh pemerintah. Peristiwa tersebut bukan sekadar peristiwa biasa, tetapi banyak memberikan tantangan kepada ilmuwan sepanjang masa.
Sementara itu, Agus menyampaikan Isra Mikraj merupakan peristiwa yang mengguncang ruang batin sahabat pada saat itu, karena Rasullulah saw. yang dekat di antara para sahabat, mengaku telah melakukan perjalanan dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang muskil dilakukan sepenggal malam. Sebab, kendaraan saat itu yang sering digunakan adalah unta.
“Isra Mikraj tidak dapat dijelaskan dengan Teori Relativitas Khusus (di dalam sistem tata surya), tetapi bisa dijelaskan dengan Teori Relativitas Umum yaitu ada ruang dimensi tinggi, ruang immaterial atau gaib di sekitar kita dengan menembus ruang dimensi tinggi. Immaterial atau gaib ini tidak perlu ditempuh dengan waktu delapan jam,” papar Agus.
Lebih lanjut Ustaz Anhar menyampaikan, Al-Qur’an memberikan peringatan pentingnya salat. Berkali-kali Allah Swt. memerintahkan untuk melaksanakan dan memelihara salat, bahkan Allah memberikan peringatan yang cukup tajam dalam Q.S. Al-Ma’un. Salat menjadi pilar yang kedua setelah syahadat, tetapi di sisi lain Nabi menjelaskan assholatu ‘imaduddin faman aqomaha waqod aqomaddin faman tarokaha waqod hadamaddin. Artinya, salat adalah tiang agama, barang siapa yang mendirikannya maka ia sudah mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkannya maka ia sudah menghancurkan agama. Sudah pasti dalam menegakkan salat harus dilihat dari berbagai dimensi.
“Salat sebagai pilar agama, sekaligus sebagai salah satu pilar peradaban. Kalau kita ingin hidup sebagai orang beradab maka mari kita pahami jiwa sosial salat dan spiritual salat, lalu diwujudkan dalam realitas kehidupan kita di luar sujud, rukuk, bukan di dalam salat,” tutup Ustaz Anhar. (frd)
Trackbacks & Pingbacks
[…] guru besar Universitas Ahmad Dahlan Prof. Drs. Agus Purwanto, M.Si, M.Sc., D.Sc., Isra Mi’raj tak bisa dijelaskan hanya dengan menggunakan Teori Relativitas Khusus. Namun beliau berpendapatan […]
Comments are closed.