Pelatihan Ekobrick, Inovasi Terbarukan dari KKN Anak Bangsa
Mahasiswa KKN Anak Bangsa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Unit 1 menyelenggarakan seminar edukasi pengolahan sampah dengan metode ekobrick kepada ibu-ibu PKK Desa Bola. Program yang diinisiasi oleh M. Ilham Baihaqqi selaku Ketua KKN Anak Bangsa ini menjadi terobosan baru dalam pengelolaan sampah di Desa Bola, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, karena sebelumnya belum pernah diterapkan.
Semangat dan antusiasme warga masyarakat terhadap program tersebut sangat tinggi. Terlihat dari penuturan Piyarni, salah satu anggota PKK Desa Bola, yang menuturkan bahwa “Program ini sangat bagus, insyaallah dapat kami jadikan program unggulan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) untuk Tim PKK Desa Bola. Karena jujur, kami belum mempunyai program kreatif yang mudah dan berdampak besar untuk lingkungan. Di sini suplai sampah plastik sangat banyak. Penjual minuman es juga belum mengelola sampahnya dengan baik. Jadi, program ekobrick sangat dinantikan masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah.”
Ekobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah sampah plastik seperti kemasan minuman, saset bumbu dapur, dan lain-lain, sehingga botol tersebut dapat menjadi bata bangunan yang dapat digunakan kembali. Tujuan dari pelatihan ekobrick agar masyarakat mampu mengolah sendiri sampah-sampah plastik untuk dibuat kursi, rak sepatu, dan benda pakai lainnya. Harapannya, selain dapat mengatasi permasalahan sampah, masyarakat juga mampu membuat furnitur sendiri secara gratis.
Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 18 Agustus 2022 itu dihadiri oleh Sekretaris PKK, Ketua Majelis Ta’lim, Bendahara PKK, anggota PKK, serta Tim KKN Anak Bangsa. Safaat, selaku pemateri dalam seminar pelatihan menyampaikan bahwa ekobrick ini mudah dibuat, bahkan contoh yang ia bawa merupakan karya anak-anak usia sekolah dasar yang sering main ke posko KKN. Ia hanya mengarahkan saja untuk mengumpulkan dan membersihkan sampah lalu mengguntingnya hingga kecil-kecil.
Di akhir sesi diskusi, salah satu anggota PKK menyampaikan harapannya, “Semoga program ini bisa berkelanjutan dan tujuan ke depannya bisa membentuk bank sampah yang fokus mewadahi kebutuhan ekobrick ini.”
Syafaat dalam mengungkapkan, “Jika kita bersama-sama secara kompak, maka kita yakin Desa Bola bisa menjadi desa percontohan dalam pengelolaan sampah melalui ekobrick. Bersih dan efisien. Bahkan, sekelas Baubau saja belum ada program sebagus ini.” Tentu, semua ini harus mendapat perhatian dari pemerintah setempat terkait pengelolaan sampah di Buton Selatan yang sampai detik ini belum tuntas. (eka/roy)