Peran dan Pemanfaatan AI dalam Praktik Kehumasan Modern

Boy Kelana Soebroto, Narasumber IPRC di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto Anove)
Seminar dan Call for Papers Indonesia Public Relations Conference (IPRC) 2025 telah diselenggarakan pada Sabtu, 10 Mei 2025 di Amphitarium Gedung Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Acara ini mengangkat tema “Transformasi Humas melalui AI: Dari Strategi Menuju Narasi” dan menghadirkan Boy Kelana Soebroto sebagai satu dari tiga narasumber. Boy merupakan Ketua Umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) sekaligus Head of Corporate Communications PT Astra International Tbk.
Dalam sesi pemaparannya, Boy mengupas tema yang dibawakannya, yaitu “Relevansi Humas melalui Transformasi dengan Pemanfaatan AI”. Ia membahas bagaimana kecerdasan buatan (AI) semakin berperan dalam mengubah praktik kehumasan. Menurutnya, AI dapat mendorong fungsi komunikasi perusahaan menjadi lebih adaptif, cepat, dan relevan terhadap perkembangan lingkungan komunikasi saat ini.
Namun, ia juga menyoroti bahwa di balik manfaatnya, AI membawa tantangan baru, terutama terkait etika, akurasi informasi, dan potensi berkurangnya sentuhan manusia dalam komunikasi. “Humas dituntut untuk mampu beradaptasi tanpa kehilangan nilai-nilai dasar seperti empati dan kepercayaan,” ujar Boy.
Ia memaparkan tiga poin utama dalam pemanfaatan AI untuk menunjang kehumasan, yaitu personalisasi, kolaborasi yang lebih baik, dan peningkatan produktivitas. Dalam personalisasi untuk komunikasi yang lebih relevan, AI memungkinkan humas menyampaikan pesan yang lebih relevan dengan karakteristik masing-masing audiens. Melalui algoritma dan analisis data, konten visual maupun teks dapat disesuaikan berdasarkan segmentasi yang spesifik.
Chatbot berbasis AI juga menjadi sarana interaksi yang cepat dan efisien. Penerapan kolaborasi yang lebih baik, menciptakan kerja tim yang terintegrasi. Dengan memanfaatkan smart collaboration tools dan sistem monitoring isu secara real time, AI membantu meningkatkan koordinasi dalam tim humas.
Sistem manajemen kerja berbasis AI juga memungkinkan proses kerja yang lebih tertata dan responsif terhadap isu yang berkembang. AI juga membantu meningkatkan produktivitas, di mana tugas humas menjadi lebih efisien. Tugas-tugas rutin seperti menjadwalkan konten atau menyusun laporan menjadi dapat diotomatisasi, sehingga humas dapat lebih fokus pada penyusunan strategi komunikasi. AI juga membantu dalam pengambilan keputusan melalui data yang akurat dan terstruktur.
Melalui seminar ini, peserta diajak untuk melihat peran AI secara lebih luas dalam dunia kehumasan. Tidak hanya sebagai alat bantu teknis, namun juga sebagai bagian dari strategi komunikasi jangka panjang yang human-centered dan data-driven. (Anove)