Prof. Maryudi Dorong Inovasi Polimer untuk Lingkungan yang Berkelanjutan

Prof. Ir. Maryudi, S.T., M.T., Ph.D. Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas dan Protokol UAD)
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menambah daftar panjang akademisi berprestasi dengan dikukuhkannya Prof. Ir. Maryudi, S.T., M.T., Ph.D., sebagai Guru Besar dalam bidang Teknik Kimia. Pengukuhan ini berlangsung pada Sabtu, 16 Agustus 2025, di Amphitarium Kampus IV UAD.
Dalam pidato yang disampaikan, Prof. Maryudi mengangkat tema “Polimer untuk Pengolahan Air Limbah dalam Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan”. Tema ini, menurutnya, bukan sekadar isu akademik, melainkan panggilan zaman untuk menjawab persoalan lingkungan yang kian mendesak.
“Air limbah merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi peradaban modern. Tanpa penanganan yang tepat, ia berubah menjadi sumber pencemaran dan ancaman kesehatan. Namun, dengan teknologi yang tepat, limbah bisa diubah menjadi sumber daya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan potensi besar polimer sebagai material yang mampu menjadi solusi. Polimer, baik alami maupun sintetis, memiliki sifat unik: dapat dimodifikasi, multifungsi, serta ramah lingkungan. Dengan karakteristik tersebut, polimer bisa dimanfaatkan dalam berbagai metode pengolahan limbah, mulai dari koagulasi-flokulasi, adsorpsi, filtrasi membran, hingga pengembangan hydrogel cerdas. “Keunggulan polimer ada pada fleksibilitasnya. Kita bisa merancangnya sesuai dengan kebutuhan sehingga mampu menyasar polutan berbeda, seperti logam berat, senyawa organik, pewarna industri, hingga mikroplastik,” jelasnya.
Menurut Prof. Maryudi, pengembangan teknologi berbasis polimer tidak hanya menawarkan solusi teknis, tetapi juga mendukung agenda global untuk keberlanjutan. Ia menekankan pentingnya mengaitkan riset dengan prinsip reduce, reuse, recycle serta penguatan circular economy.
“Polimer adalah kunci untuk merancang teknologi pengolahan limbah yang efektif sekaligus ramah lingkungan. Tantangan kita ke depan adalah memastikan bahwa riset-riset ini tidak berhenti di jurnal, tetapi diwujudkan dalam aplikasi nyata di lapangan,” tegasnya.
Menutup pidatonya, Prof. Maryudi menyampaikan harapan agar riset lintas disiplin semakin diperkuat. Ia percaya, kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah menjadi kunci agar inovasi polimer benar-benar memberi manfaat. “Apa yang kita bangun hari ini bukan hanya untuk menyelesaikan persoalan teknis, melainkan untuk diwariskan kepada generasi mendatang sebagai lingkungan yang lebih sehat, bersih, dan berkelanjutan,” tutupnya. (Dnd)