Alfiyyah: Di Balik Medali Perak, Ada Latihan, Doa, dan Rasa Sakit yang Tak Terlihat

Alfiyyah Husnaa Nurhaniyah, Mahasiswi Program Studi Teknologi Pangan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Alfiyyah)
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menorehkan prestasi membanggakan di ajang Pugnator International Taekwondo Championship 2025. Salah satu sosok di balik keberhasilan tersebut adalah Alfiyyah Husnaa Nurhaniyah, mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan UAD, yang sukses meraih medali perak dalam kejuaraan bergengsi tingkat internasional tersebut.
Kejuaraan yang berlangsung pada 3–5 Oktober 2025 di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini diikuti oleh lebih dari 3.000 peserta dari tujuh negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Timor Leste, Filipina, Pakistan, Singapura, dan Thailand.
Menjelang kompetisi, Alfiyyah dan tim menjalani latihan intens yang tidak hanya menekankan teknik dan fisik, tetapi juga penguatan mental dan strategi bertanding. Namun, perjalanan tersebut tidak selalu mulus.
“Tantangan terbesarku saat kondisi fisik sempat drop karena sakit, jadi tidak bisa latihan seoptimal yang saya harapkan. Waktunya mepet, tetapi saya harus tetap menjaga stamina dan menyeimbangkan kuliah. Dari situ, saya belajar tentang ketahanan mental dan semangat untuk bangkit meski persiapan terasa kurang,” ceritanya.
Bertanding di level internasional menjadi pengalaman yang tak terlupakan baginya. Ia mengaku sempat gugup menghadapi lawan dari berbagai negara, tetapi rasa bangga dan semangat untuk membawa nama kampus membuatnya tetap fokus hingga akhir laga.
“Rasanya luar biasa bisa berdiri di arena yang sama dengan atlet-atlet hebat. Meski sempat tegang di awal, semua gugup berubah menjadi semangat juang karena saya ingin membuktikan kemampuan dan membawa nama kampus dengan bangga,” katanya.
Dalam perjalanannya sebagai atlet, Alfiyyah menyebut bahwa dukungan dari keluarga, pelatih, dan teman-teman satu tim menjadi faktor penting yang membuatnya tetap kuat.
“Dari latihan yang melelahkan, masa-masa sakit, sampai rasa ragu sebelum bertanding, semuanya terbayar dengan hasil membanggakan. Saya belajar bahwa konsistensi dan mental pantang menyerah jauh lebih penting daripada sekadar kemampuan teknik,” ujarnya.
Ke depan, Alfiyyah menargetkan medali emas di kejuaraan nasional dan bercita-cita untuk naik podium di level internasional. Ia bertekad untuk terus mengasah kemampuan teknik, fisik, dan mental agar tampil lebih matang.
Menutup perbincangan, Alfiyyah memberikan pesan inspiratif untuk mahasiswa UAD lainnya. “Jangan pernah takut lelah dalam proses menuju impianmu. Capek, gagal, atau ingin berhenti itu wajar, tetapi jangan menyerah. Usaha yang kamu lakukan hari ini tidak akan sia-sia. Tetap konsisten, ikhlas, dan berani bangkit setiap kali jatuh,” pesannya dengan penuh semangat. (Adi)
uad.ac.id
