Angkat Kekayaan Budaya Indonesia, Arif Mahasiswa UAD Sabet Juara III Lomba Poster Internasional
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Arif Nur Rachman, berhasil meraih juara III dalam ajang Public Service Announcement Poster International Competition yang digelar secara daring pada 30 Oktober 2024. Prestasi ini diraih dalam ajang Indonesia Broadcasting Conference 2024, yang diadakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Arif bersaing dengan peserta dari berbagai negara untuk menciptakan poster yang mampu menyampaikan pesan budaya. Karyanya berfokus pada pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan budaya Indonesia di era digital. “Poster saya memiliki makna bahwa Indonesia merupakan negara dengan budaya yang beraneka ragam, terdiri atas 1.300 suku bangsa, tradisi kesenian, serta kearifan lokal yang unik. Generasi muda dapat memanfaatkan teknologi digital untuk memperkenalkan dan mempertahankan kekayaan budaya ini bagi generasi mendatang,” ujar Arif.
Ia mengungkapkan kebanggaannya setelah meraih juara internasional tersebut, mengingat ini adalah kali pertama ia masuk kategori finalis di kompetisi internasional. “Jujur, agak kaget karena ini pertama kalinya saya masuk kategori finalis di lomba internasional. Sebelumnya, saya sering mengikuti lomba poster, tetapi belum pernah lolos ke tahap final. Saya sangat bangga karena ini adalah prestasi pertama saya di bidang poster, dan langsung mendapat juara di kompetisi internasional,” ungkapnya penuh haru.
Motivasi Arif untuk mengikuti kompetisi ini adalah keinginannya menjadi mahasiswa berprestasi yang mampu mengharumkan nama Universitas Ahmad Dahlan. “Saya ingin mengharumkan nama UAD yang telah memberikan saya kesempatan kuliah dengan fasilitas lengkap di Program Studi Ilmu Komunikasi. UAD sangat mendukung mahasiswa untuk terus berkembang,” tuturnya.
Mengenai persiapan lomba, Arif mengaku menghabiskan waktu sekitar satu minggu untuk mencari konsep yang sesuai dengan tema. Ia juga menuturkan bahwa penilaian lomba dilakukan secara daring dan tertutup, di mana setiap finalis hanya diminta untuk mempresentasikan karya tanpa masukan langsung dari juri. (Naf)