Bangun Sikap Kreativitas dan Kerja Sama Melalui Kegiatan Tie-Dye
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Periode 84 Unit V.A.2 menyelenggarakan kegiatan pembuatan kaos tie-dye di wilayah RW 16, Panembahan, Kraton, Yogyakarta (21-12-2022). Bertempat di Masjid Condrokiranan, Museum Sonobudoyo Unit II, kegiatan tersebut melibatkan para remaja dan anak-anak di wilayah setempat.
Inisiasi kegiatan dilatarbelakangi oleh keresahan mahasiswa terhadap sikap konsumtif masyarakat yang cenderung tinggi di era digitalisasi ini. Hal itu dapat dirasakan dengan hadirnya berbagai platform jual beli daring saat ini. Kegiatan membuat kaos tie-dye diharapkan dapat menjadi sarana untuk menekan sikap konsumtif sekaligus membangun sikap 2K yaitu kreativitas dan kerja sama.
Aulia, salah satu anggota unit, menyatakan bahwa kegiatan tersebut juga menjadi ajang untuk mempraktikkan salah satu dari prinsip pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) yaitu recycle. Sebelumnya diketahui bahwa tim Unit V.A.2 telah mensosialisasikan terkait kampanye tersebut. Dalam pelaksanaannya, mereka menggunakan kaos bekas layak pakai untuk didaur ulang menjadi sesuatu yang lebih unik dan menarik.
Tie-dye sendiri dikenal sebagai seni ikat celup atau jumputan. Teknik ini sudah ada di Indonesia sejak tahun 1960-an, sayangnya, seiring berjalannya waktu, teknik tersebut sempat memudar dan hampir terlupakan. Melalui kegiatan ini, diharapkan tie-dye kembali populer di kalangan remaja dan anak-anak sekaligus menjadi hobi baru yang menyenangkan bagi mereka.
“Pembuatan tie-dye umumnya memakai kain atau kaos polos, tetapi kami berinisiatif memanfaatkan kaos bekas layak pakai untuk dikreasikan dengan memadukan warna-warna cerah agar terlihat lebih estetik,” terang Aulia.
Secara umum, kegiatan berlangsung dengan sangat lancar, terlihat dari antuasiasme para peserta yang terlibat langsung. Mereka mengaku bangga dengan hasil karya yang mereka buat sendiri. Rahmad, salah satu remaja yang ikut berpartisipasi, mengungkapkan bahwa ia mendapatkan banyak manfaat dari acara tersebut. “Setelah mengikuti kegiatan ini, saya mendapatkan pengetahuan baru tentang seni tie-dye itu sendiri. Ke depannya, semoga ilmu ini dapat diterapkan di lingkungan RW 16,” ujar Rahmad. (tsa)