BEM FEB UAD Lakukan Studi Banding dengan BEM FE UNTIDAR untuk Perkaya Wawasan Ormawa
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan studi banding dengan BEM Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Tidar (UNTIDAR) bertempat di Ruang Audit Kampus III UAD pada 26 Oktober 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkaya wawasan mengenai tata kelola organisasi mahasiswa, khususnya dalam lingkup ekonomi dan bisnis, serta membuka peluang kolaborasi yang dapat saling memperkuat kedua organisasi.
Haziq Shidik, ketua BEM FEB UAD, menjelaskan bahwa studi banding ini dilakukan dengan latar belakang keinginan untuk memperoleh perspektif baru tentang bagaimana organisasi mahasiswa dapat lebih memberdayakan anggotanya dan memberikan dampak positif bagi kampus. “Kami melihat BEM FE UNTIDAR sebagai mitra yang potensial karena mereka memiliki reputasi dalam menyelenggarakan program-program kreatif dan inovatif yang tidak hanya memberdayakan mahasiswa, tetapi juga memberi manfaat besar bagi lingkungan kampus. Melalui studi banding ini, kami berharap dapat berbagi pengetahuan dan mencari peluang kolaborasi untuk memperkuat BEM kita masing-masing,” ungkap Haziq.
Dalam kegiatan itu, BEM FEB UAD tidak memfokuskan pada satu program atau bidang khusus, melainkan melibatkan semua departemen dalam berbagi pengetahuan. “Kami ingin semua departemen di BEM FEB UAD terlibat aktif dalam proses pertukaran ide dan pengalaman dengan BEM FE UNTIDAR. Kami berharap setiap departemen bisa mendapatkan inspirasi baru yang bisa diterapkan dalam program kerja mereka masing-masing. Dengan cara ini, setiap bidang bisa memperoleh manfaat yang merata dan mampu meningkatkan peran serta fungsinya di dalam organisasi,” ujar Haziq.
Salah satu hal yang menarik perhatian BEM FEB UAD adalah perbedaan struktural antara kedua organisasi. BEM FE UNTIDAR tidak memiliki Badan Pengurus Harian (BPH), sementara di BEM FEB UAD, BPH berperan penting dalam mengoordinasikan divisi-divisi dan memastikan alur kerja organisasi berjalan lancar. “Di BEM FEB UAD, BPH menjadi penghubung yang krusial antara divisi-divisi. Namun, kami juga melihat model organisasi BEM FE UNTIDAR yang tidak memiliki BPH sebagai hal yang menarik. Mereka lebih mengandalkan koordinasi langsung antarketua divisi, yang memberi mereka fleksibilitas lebih dalam pengambilan keputusan. Model ini membuka perspektif baru tentang bagaimana kepemimpinan yang lebih desentralisasi bisa lebih efektif di situasi tertentu,” jelas Haziq.
Selain itu, BEM FEB UAD juga sangat terkesan dengan program inovatif yang dimiliki BEM FE UNTIDAR, yakni Psycotalk, yang berfokus pada kesehatan mental mahasiswa. Program ini mengadakan berbagai sesi diskusi, lokakarya, serta konsultasi bersama psikolog dan ahli kesehatan mental. “Psycotalk bertujuan menciptakan ruang aman bagi mahasiswa untuk membahas isu-isu kesehatan mental yang sering kali dianggap tabu. Ini adalah program yang sangat relevan dan penting, terutama bagi mahasiswa yang sedang menghadapi tekanan akademik dan sosial. Kami melihat potensi besar untuk menerapkan program serupa di FEB UAD,” lanjut Haziq.
Ke depannya, BEM FEB UAD berencana untuk mengadaptasi konsep Psycotalk dan menyesuaikannya dengan kebutuhan mahasiswa di kampus. “Kami ingin menghadirkan sesi diskusi kesehatan mental yang lebih rutin, dengan melibatkan ahli psikologi dan alumni yang berpengalaman di bidang ini. Selain itu, kami juga ingin mengeksplorasi kemungkinan kolaborasi dengan BEM FE UNTIDAR untuk mengadakan acara Psycotalk lintas kampus. Program ini tidak hanya akan memperkuat perhatian terhadap kesehatan mental, tetapi juga membuka ruang bagi mahasiswa dari kedua universitas untuk saling berbagi pengalaman dan membangun komunitas yang peduli terhadap kesehatan mental,” tambah Haziq.
Melalui studi banding ini, BEM FEB UAD berharap dapat memperkuat kapasitas organisasi, serta memperkenalkan inovasi yang bermanfaat untuk mahasiswa. Selain itu, kegiatan tersebut juga menjadi ajang untuk menjalin kolaborasi antar kampus yang dapat membawa dampak positif bagi seluruh mahasiswa yang terlibat. (eka)