Bottleneck Problem Implementasi Program Gizi Masyarakat
Program Studi S1 Gizi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar kuliah umum bagi mahasiswa angkatan 2021. Kegiatan ini dilakukan secara blended di Auditorium A Kampus III UAD dan zoom meeting. Adapun tema yang diangkat yaitu ”Bottleneck Problem Implementasi Program Gizi Masyarakat:Tantangan dan Evaluasi.”
Dalam sudut pandang manajemen, bottleneck atau leher botol diartikan sebagai keterbatasan suatu unit usaha untuk mengelola sumber dayanya dengan baik yang mana dalam hal ini adalah penurunan stunting. Permasalahan ini berekar pada komitmen politik dan perencanaan, ketenagaan dan infrastruktur, koordinasi dan kemitraan, hingga sistem informasi.
Direktorat Gizi dan KIA (Kesehatan Ibu & Anak) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) yakni Dr. Hera Nurlita, S.Si., M.Kes dihadirkan sebagai narasumber untuk mengupas tuntas permasalahan program gizi yang terjadi di Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Dr. Hera menyampaikan bahwa dalam 19 tahun terakhir, masalah penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat, diikuti dengan penyakit menular dan kematian ibu maupun anak.
”Terdapat 12 provinsi yang menjadi prioritas penurunan stunting yaitu Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Banten. Upaya penanggulangan masalah gizi harus mulai dilakukan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Strategi global menyatakan bahwa PMBA (Pemberian makanan Bayi dan Anak) yang tepat merupakan hal penting untuk pertumbuhan dan kesehatan,” ungkap Dr. Hera. (ish)