Pelatihan Cipta Cerita Anak

/in /by

Rabu (15-5-2019), Hiski Komisariat bekerja sama dengan Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan pelatihan Cipta Cerita Anak. Acara yang berlangsung di kampus IV UAD Jln. Lingkar Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul ini, mendatangkan pembicara andal yakni Dr. Rina Raih S.S., M.Hum. dan Fitri Merawati, S.Pd., M.A. Keduanya adalah dosen UAD.

Drs. Tedy Setyadi, M.T., selaku kepala Perpustakaan UAD sangat mendukung penuh pelatihan tersebut. Ia mengungkapkan, dengan kegiatan ini, peserta dapat menghasilkan karya tulisan yang bagus, khususnya dalam kepenulisan cerita anak.

“Mudah-mudahan kegiatan awal ini bisa menjadi pemantik kegiatan berikutnya dan bisa bekerja sama dengan lembaga serta kegiatan-kegiatan mahasiswa lainnya,” jelasnya.

Ia juga menegaskan, perpustakaan tidak hanya menjadi pusat pembelajaran dan pengetahuan saja, tetapi juga akan memberi peluang koneksi atau jaringan kepada orang lain.

“Jadi, mari bagi mahasiswa ataupun sivitas lainnya untuk mengadakan acara dan bekerja sama dengan kami. Kami terbuka untuk siapa pun,” imbuhnya. (ASE)

Menulis Cerita Perjalanan dengan Sudut Pandang yang Tidak Biasa

/in /by

Minggu (12-5-2019), kolaborasi antara Program Studi Sastra Indonesia dengan Sastra Inggris Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menghasilkan sebuah acara menarik, yakni Workshop Penulisan Kisah Perjalanan atau story telling. Acara ini mengundang narasumber profesional yakni Hannif Andy Al Anshori, seorang bloger, travel writer, dan kontributor NatGeo.

Acara yang berlangsung di kampus II UAD, Jln. Pramuka 42, Umbulharjo, Yogyakarta ini, dihadiri oleh mahasiswa yang mengambil matakuliah Menulis Kreatif. Mereka dibekali cara praktis dalam menulis kisah perjalanan.

“Dalam pembekalan ini, mahasiswa dilatih caranya bisa mencari ide dan menulis cerita-cerita perjalanan dari sudut pandang menarik, tidak hanya dari sudut pandang yang cuma dilihat sepintas saja. Misalnya cerita sejarah perjuangan yang menganut nilai-nilai dan berbau lokal dan lain-lain,” kata Intan Rawit Sapanti, M.A. selaku Kepala Program Studi Sastra Indonesia saat diwawancara.

Dari keterangan Intan, pelatihan ini akan berlangsung dua kali, hari pertama di Minggu ini, dan hari kedua di Minggu depan. Ia juga berharap, dengan mengundang praktisi yang ahli dalam bidangnya itu, mahasiswa bisa terbuka wawasannya dan mendapatkan pengalaman dari pelatihan ini. (ASE)

Investasi Akhirat Sedekah Barang

/in /by

Himpunan Mahasiswa Biologi (Hima Biologi) Universitas Ahamd Dahlan (UAD) mengadakan kegiatan bakti sosial amal sedekah barang berupa pakaian, sepatu, buku, dan tas. Barang bisa langsung diantar ke sekretariat Hima Biologi, atau menghubungi kontak person maka barang akan dijemput oleh pengurus.

“Kami memilih barang, sebab di bulan puasa sudah banyak yang membuat program sedekah makanan. Tujuan diadakan bakti sosial yaitu untuk membantu orang-orang yang belum bisa bersedekah. Misal banyak yang sibuk bekerja, kami menjadi wadah atau perantara dalam bersedekah barang-barang yang tidak digunakan lagi, sehingga bisa bermanfaat untuk orang lain,” ungkap Zay, panitia sedekah barang.

“Tanggapan dari mahasiswa maupun dosen sangat baik, mereka mendukung penuh kegiatan ini, barang-barang yang sudah terkumpul nantinya digunakan untuk kegiatan bakti sosial di rumah singgah yang ada di Sleman. Sejauh ini sumbangan tidak hanya berasal dari mahasiswa UAD saja, namun ada juga dari mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII), ada juga dari komunitas sastra Jejak Imaji.”

Kegiatan bakti sosial ini sudah berjalan tahun kedua. Khusus kali ini memang sengaja dibarengkan dengan momen Ramadan. Panitia berharap bagi penyumbang barang, semoga dimudahkan rezeki dan segala urusannya. Bagi penerima barang, semoga barang-barang yang diberikan bisa membantu dan digunakan dengan baik. (JM)

Silaturahmi dan Pengajian PGSD UAD

/in /by

Silaturahmi dan pengajian sukses diadakan oleh mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Acara yang mengusung tema “Mengubah Lelah Menjadi Lillah di Bulan Ramadan” ini dilaksanakan pada Rabu (1-5-2019) di Mushala Thoriqunnajaah Mojosari, Wonolelo, Pleret, Bantul, DIY.

Pengajian sekaligus bakti sosial dihadiri oleh seluruh warga RT 05 Dusun Mojosari yang berjumlah sekitar 100 orang, dan sebagian mahasiswa PGSD UAD. Pengajian diisi oleh H. Ahmad Furqon yang juga merupakan lurah di Desa Wonolelo tersebut.

“Dengan diadakannya acara ini, semoga silaturahmi semakin terjaga. Mengubah lelah menjadi lillah di bulan Ramadan, mengandung artian lelah kita dibalas dengan amal yang luar biasa oleh Allah Swt. Selain itu, ada lima hal yang perlu diperhatikan dan dihindari agar puasa kita tidak menjadi sia-sia, yaitu berbohong, menggunjing, mengadu domba, sumpah palsu, dan memandang kemaksiatan,” ucapnya.

Pengajian ini tidak akan terlaksana tanpa dosen Ilmu Dakwah UAD, Yayat Hidayat, S.Ag., M.Ag. Ia menyampaikan, “Acara ini dilaksanakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dan bukti bahwa seorang mahasiswa tentunya tidak hanya belajar sebatas teori, melainkan juga bisa terjun langsung di masyarakat.”

Konferensi menuju Indonesia Emas 2045

/in /by

Pertama kalinya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan konferensi mahasiswa nasional dengan mengusung tema “Bonus Demografi menuju Indonesia Emas 2045”. Acara yang berlangsung di gedung kedokteran kampus IV UAD Jln. Lingkar Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul ini, dibuka langsung oleh Dr. Dedi Pramono, M.Hum. selaku Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa).

Acara yang berlangsung selama dua hari, mulai dari 3−4 Mei 2019 tersebut, dihadiri oleh seluruh BEM-PTM yang berasal dari Cirebon, Surabaya, Jakarta, Pakalongan, dan Yogyakarta. Ini juga merupakan bentuk langkah nyata dari mahasiswa untuk melakukan semangat perubahan menuju Indonesia emas 2045 nanti.

“Tema besar kami adalah menuju Indonesia emas pada tahun 2024, yang kami sangat yakin bahwa bangsa Indonesia ini akan maju pada tahun itu. Tentu saja maju dalam segala faktor, mulai dari faktor pendidikan, ekonomi, kesehatan, kepemimpinan, sosial, budaya, dan masyarakatnya,” terang Fajar Prastowo selaku ketua panitia saat diwawancara, Jumat (3-5-2019).

Konferensi ini juga ada sesi pembekalan dengan mendatangkan pemateri terkenal dan berkompeten di bidangnya, seperti Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.A.P., KGPAA. Paku Alam X, Dr. (H.C) Ir. Tri Rismaharini, M.T., Irjen. Pol. Drs. H. Ahmad Dofiri, M.Si., Dr. Dahnill Anzar Simanjuntak, S.E., M.E., Dr. Hj. Norma Sari, S.H., M.Hum., Haris Azhar, dan Riemas Ginong Pratidina. (ASE)

Bermusik Itu Menyenangkan dan Bukan Kompetisi

/in /by

Rabu (1-5-2019), Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) mempersembahkan acara Padini Drum Band Competition for Kids. Acara tersebut dihadiri oleh anak-anak Taman Kanak-kanak (TK) dan orang tuanya. Sebelah utara parkiran kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dipenuhi peserta yang tampak asyik memainkan alat musik. Sementara itu, panggung yang menghadap ke selatan dipenuhi wajah lucu dan penampilan yang dibumbui rasa percaya diri kuat.

Tiap tim menampilkan lagu yang berbeda-beda dengan diiringi musik drum band. Seusai tampil, peserta segera menuju orang tua masing-masing dan berburu jajanan yang buka di dekat parkiran. Panggung dan area parkiran dibanjiri peserta sejak pukul 08.30 WIB sampai 13.00 WIB.

Persyaratan acara yang diikuti oleh 12 unit dari TK se-DIY ini memang cukup mudah, yakni tidak mengharuskan menggunakan kostum yang sulit, tidak membayar mahal karena hanya sepuluh ribu rupiah, dan memiliki anggota dalam timnya. Panitia sengaja mewadahi anak-anak supaya tidak terbebani dan merasa senang dalam bermain musik. Selain persyaratan yang mudah, panitia juga menyiapkan sertifikat dan piala bagi seluruh tim.

Wali dari peserta merasa tidak ragu dan senang mengikutkan anak-anak dalam acara tersebut. Salah satunya Ramadanti Catur Khasanah dari Program Studi Pendidikan Fisika angkatan 2016.

“Kegiatan ini sangat positif dan bagus bagi anak usia TK karena bisa melatih mengembangkan potensi diri. Saya salut dengan keponakan saya, karena membawakan lagu yang berbeda dengan tim lain, yakni lagu yang beraliran religi. Harapan kami para orang tua dan wali setelah mengikuti kegiatan ini, anak-anak lebih bisa membawa diri di luar serta memberanikan diri untuk tampil di hadapan umum,” ujar Ramadanti selaku wali dari peserta Padini Drum Band.

Desi Rahmawati selaku ketua panitia dari Program Studi PGPAUD semester delapan menyampaikan, “Sesuai tema acara yaitu ‘Bermain Musik Itu Menyenangkan’, jadi peraturan tidak banyak. Harapan kami bukan hanya mengajarkan bermain musik, tetapi menanamkan kepribadian. Selain itu juga menumbuhkan kedisiplinan bagi peserta. Acara ini didesain bukan sebagai kompetisi, namun lebih sebagai wadah bagi anak-anak agar bisa merasakan bermain musik sejak dini.”

Acara yang bekerja sama dengan marching band UAD ini sempat mengalami kendala karena anggota berasal dari program studi yang berbeda. Sudah hal yang tidak asing tentang jadwal kuliah yang berbeda. Namun, semangat dan niat yang kuat dapat mewujudkan acara ini dengan sukses.

Puncak kesuksesan panitia adalah terciptanya kerja sama, percaya diri, disiplin, berkembangnya logika, dan suburnya aspek agama yang dijalankan sebelum permainan drum band kepada anak-anak. Dukungan dari pihak program studi turut menyukseskan acara ini. (Dew)

Pelatihan Desain Grafis sebagai Dakwah Zaman Now

/in /by

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Program Studi Bimbingan Konseling (BK), Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD)—atau biasa disebut IMM BPP, melaksanakan pelatihan desain grafis Corel Draw X7 pada 21 April 2019. Tema yang diangkat pada pelatihan ini adalah “Urgensi Media Digital sebagai Dakwah Zaman Now”, dan bertempat di kampus V UAD. Hadir sebagai pemateri adalah demisoner IMM BPP, Bagus Julian Hikmy, mahasiswa UAD angkatan 2015.

Latar belakang acara tersebut di antaranya karena banyaknya keperluan desain di kampus, peminat mahasiswa yang cukup banyak tetapi hanya segelintir mahasiswa UAD yang bisa mendesain, serta terbatasnya kegiatan yang menunjang mahasiswa di bidang desain.

“Kehidupan era digital tidak lepas dari media sosial yang bebas mengutarakan pendapat melalui status, story, bahkan dalam bentuk gambar. Tetapi, banyak konten di media sosial yang salah digunakan dan berisi hal yang mengundang perdebatan, bahkan tidak jarang sampai ke ranah hukum. Muncul pertanyaan mengapa media sosial tidak diisi dengan kebaikan melalui media gambar dengan desain menarik? Banyak orang punya ide bagus, tetapi tidak menarik dalam penyampaiannya sehingga perlu kemampuan untuk mendesain,” ujar Bayu, ketua panitia kegiatan.

Pelatihan diikuti 20 peserta, dan dilakukan tiga tahap yakni pengenalan aplikasi desain dan teknik dasar, peserta mempraktikkan materi yang didapat, dan lomba desain antarpeserta. Desain dari peserta diharapkan berisi tentang ajakan untuk kebaikan, dakwah, dan hal-hal berguna lain yang bisa disampaikan melalui media sosial.

“Tanggapan dari mahasiswa sangat antusias mengingat acara ini melatih kreativitas juga menyalurkan minat di bidang desain. Semoga mereka bisa menyuarakan kebaikan melalui desain yang bagus. Selain itu, peserta juga bisa berbagi ide, teknik desain, dan informasi lomba desain,” tutupnya. (JM)

Peluncuran dan Bedah Buku Jarak

/in /by

Rabu (24-4-2019) bertempat di hall kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Forum Apresiasi Sastra (FAS) mengadakan peluncuran dan bedah buku antologi cerita pendek Jarak dengan pembicara Iman Budhi Santosa dan Ilham Rabbani.

Fitri Merawati, M.A. selaku dosen mengungkapkan, baru pertama kali diamanahi mengampu matakuliah penulisan karya sastra. Ia ingin ada produk akhir dari matakuliah tersebut, dan antologi cerita pendek Jarak adalah hasilnya.

“Awalnya penyampaian teori-teori, materi tentang kepenulisan, penggalian ide sampai dengan teknis, setelah itu eksplorasi. Tiap minggu mahasiswa akan berkonsultasi mengenai karya, seperti ide, tata bahasa, kejutan dalam cerita. Ada yang berubah dari ide semula, ada yang tetap konsisten mempertahankan idenya. Awalnya masih ide mainstream, misal percintaan. Saya sebagai dosen memberikan wacana, motivasi, mengajak membaca karya, dan diskusi-diskusi sastra,” ujarnya.

Menurut Fitri, karya selanjutnya kemungkinan berganti, agar tidak monoton dan melihat potensi mahasiswa. Misal potensinya cerpen diarahkan menulis cerpen, potensinya puisi diarahkan menulis puisi. Kendalanya adalah koordinasi, tidak semua mahasiswa paham bahwa produk buku bukanlah jaminan nilai. Penulisan buku tidak diwajibkan dan tidak memengaruhi nilai.

“Jika mahasiswa ingin karyanya terdokumentasi, mari bersama-sama terlibat dalam pembuatan buku. Pendanaan dari mahasiswa, sebab tidak ada pendanaan dari program studi. Misal harga buku 40 ribu, mahasiswa iuran 50 ribu. Cetak buku dilebihkan untuk kemudian disumbangkan ke perpustakaan-perpustakaan. Antologi Jarak ini dicetak 50 eksemplar,” tutupnya.

Sementara itu, Yusa selaku ketua FAS mengungkapkan, “Ada beberapa mahasiswa yang dari awal berniat dan serius berkarya untuk membuat buku, tapi ada juga mahasiswa yang butuh dorongan, ada yang hanya sekadar ikut-ikutan. Perbandingannya, banyak mahasiswa yang butuh dorongan dalam menulis, hanya segelintir yang memiliki kesadaran pribadi.”

Harapan dari pembuatan buku, agar mahasiswa berkarya tidak harus menunggu dana, karena semua bisa diurus secara bisa mandiri. Selain itu, pembuatan buku semacam ini membuat mereka ikut berpartisipasi dalam gerakan literasi, menghidupkan atmosfer akademik dengan menulis. (JM)

Pagelaran Seni dan Budaya Indonesia

/in /by

Kamis (25-4-2019), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan pentas seni dan budaya atau yang dikenal Art Fest. Acara yang mengusung tema “Indonesia Berbudaya melalui Seni dalam Ragam Nusantara” ini, menyajikan penampilan kolaborasi antara komunitas seni dan budaya yang ada di UAD, serta kolaborasi antara mahasiswa asing yang membawakan tarian dari Indonesia. Hebatnya, acara yang terselenggara di Monumen Serangan Umum 1 Maret, 0 Km Malioboro tersebut, diantusiasi penuh oleh mahasiswa UAD dan pengunjung Malioboro, tak terkecuali Dr. Abdul Fadlil, M.T., selaku Wakil Rektor III UAD.

Ia mengungkapkan dalam sambutannya, acara ini sangat diharapkan bisa meningkatkan apresiasi dan semangat mahasiswa untuk melestarikan budaya Indonesia. Apalagi potensi mahasiswa UAD sudah mencukupi. Terbukti karena mahasiswa yang berasal dari Sabang sampai Merauke, sehingga menjadi modal untuk mengadakan interaksi budaya.

“Kita bangsa Indonesia terkenal karena keragaman budaya. Tentunya, kita harus melestarikan budaya, salah satunya dengan mengadakan acara seperti ini. Kita juga saling merawat dan mengembangkan rasa asah dan asuh terhadap budaya kita. Lalu, kita juga bisa berinteraksi dengan budaya dari bangsa-bangsa asing,” ungkapnya.

Art Fest membuktikan, bangsa Indonesia bersatu tidak bisa terpecah belah meskipun berbeda seni dan budaya. Sebab, Indonesia tidak lahir dari satu suku, tetapi dari ribuan suku. Selain itu, acara ini juga memberikan wadah bagi mahasiswa UAD yang berminat di bidang seni dan budaya.

“Semoga dengan acara seperti ini, mahasiswa bisa mengasah bakat kebudayaan dan keseniannya melalui pertunjukan dan persembahannya. Dengan kegiatan ini pula, semoga BEM U bisa mencari regenerasi atau kader kepengurusan selanjutnya, guna melestarikan kegiatan mahasiswa di UAD,” imbuhnya. (ASE)

Tingkatkan Literasi di Bulan Suci

/in /by

Kreativitas Kita (Kreskit) mengadakan bazar buku dengan tema “Literasi di Bulan Suci” dari tanggal 13—17 Mei 2019 di hall kampus IV Universiats Ahmad Dahlan (UAD). Bazar buku buka pukul 08.00—16.00 WIB. Dalam pengadaan buku, Kreskit bekerja sama dengan penerbit Narasi, DIVA Press, Mojok, dan Interlude, serta toko buku Paperplane Bookstore, Buku-Buku Inspirasi Jejak Imaji, dan Belantara Buku. Buku yang tersedia berbagai macam, seperti buku agama, sastra, sejarah, politik, hukum, kedokteran, pendidikan.

“Di bulan ramadan ini, kami mengajak teman-teman mengisinya dengan kegiatan positif. Salah satunya membaca. Di bazar ini, harga buku jauh lebih murah dari harga biasanya,” ujar Wildan Ghufron, ketua Kreskit.

Sementara itu, Aditia Kurniawan, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) berkomentar, “Buku-bukunya bagus, sembari menunggu waktu kuliah, kita bisa membaca buku. Daripada melakukan kegiatan yang negatif atau membuang-buang waktu mending kita membaca buku. Bazar buku Kreskit merupakan alternatif bagi mahasiswa yang gemar membaca untuk membeli buku dan tidak perlu jauh-jauh ke toko buku.”

Melalui kegiatan bazar buku, Kreskit berharap mampu menjadi alternatif penyediaan buku bacaan yang terjangkau bagi mahasiwa, kampanye literasi, serta meningkatkan minat baca mahasiswa UAD. (JM)

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI