Islam Berkemajuan Bukan Hal yang Baru
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Syamsul Anwar, M.A. mengungkapkan bahwa istilah Risalah Islam Berkemajuan bukan suatu hal yang baru di kalangan kelompok Muhammadiyah. Istilah itu sudah ada sejak didirikannya Muhammadiyah oleh K.H. Ahmad Dahlan.
Hal tersebut disampaikan saat ia memberikan materi Pengajian Pimpinan dan Pejabat Struktural di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Syamsul membeberkan jika saat ini banyak penulis menganggap gerakan Muhammadiyah merupakan gerakan modernis.
“Jadi, tema Islam Berkemajuan itu sudah didengungkan oleh pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan. Kalau kita lihat, para penulis tentang gerakan Muhammadiyah menyebut Muhammadiyah itu sebagai gerakan kaum modernis,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa zaman itu umat Islam masih melakukan cara tradisional dalam mempelajari agama Islam. “Kalau dilihat pada zaman K.H. Ahmad Dahlan, pendidikan agama pada zaman itu masih secara tradisional. Jadi, Kiai duduk di sebuah tempat lalu muridnya duduk mengelilingi membaca kitab yang disebut kitab kuning,” tutur Syamsul.
Cara mempelajari pendidikan agama yang masih tradisional itu dapat menghambat kemajuan umat Islam. Oleh karena itu, K.H. Ahmad Dahlan melakukan perubahan pendidikan agama Islam dengan menggunakan gaya Eropa dan menciptakan sistem sekolah.
“Ia mendirikan satu bentuk pendidikan dengan mengadopsi pendidikan Eropa tetapi tidak 100 persen. Ia mengolah kembali dengan memasukkan ajaran-ajaran Islam. Jadi, lahirlah sistem sekolah,” ujarnya.
Selain pendidikan, Syamsul mengungkapkan bahwa sebagai pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan juga mendirikan rumah sakit. Tujuannya agar umat Islam tidak pergi ke tempat dukun ketika mengalami sakit. “Inilah gagasan-gagasan pembaruan itu,” tegas Syamsul.
Sementara itu, dalam sambutan yang disampaikan Rektor Universitas Ahmad Dahlan yakni Dr. Muchlas, M.T., adanya pemberian materi Risalah Islam Berkemajuan tidak kalah dengan Islam Nusantara. Sebab, saat ini konsep Islam Nusantara telah berkembang di kalangan masyarakat Indonesia. “Jangan sampai kita itu di lingkungan masyarakat kalah dengan Islam Nusantara. Islam Nusantara itu sudah booming ya, peminatnya luar biasa. Risalah Islam Berkemajuan juga harus kita lakukan blowup yang besar-besaran,” kata Muchlas.
Ia menyampaikan bahwa adanya pemberian materi tentang Risalah Islam Berkemajuan harus dipahami dengan baik. Pemahaman tersebut harus memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri ketika akan menyebarkan konsep Islam Berkemajuan di masyarakat.
“Jadi setelah paham, kita juga punya tugas untuk diri sendiri yang harus bertanggung jawab menyebarluaskan Risalah Islam Berkemajuan ini sampai kepada masyarakat,” jelasnya. (Han)