Kajian RDK UAD 1446 H: Kupas Pentingnya Akidah dalam Keilmuan

Kajian Akidah sebagai Ruh Unifikasi Ilmu oleh Erik Tauvani Somae, S.H.I., M.H. di Masjid IC Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dok. Septia)
Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menyelenggarakan Kajian Jelang Buka Puasa sebagai rangkaian program Ramadan di Kampus (RDK) 1446 H. Kajian kali ini mengangkat tema “Akidah sebagai Ruh Unifikasi Ilmu”, yang disampaikan oleh Erik Tauvani Somae, S.H.I., M.H., selaku anggota Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus dosen Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) Sastra Inggris UAD. Acara disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD.
Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh moderator Muhammad Ridha Basri, S.Th.I., M.Ag., kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Ustaz Erik. Sebelum memulai kajian, ia mengajak jamaah membaca Surah Al-Fatihah agar acara berlangsung khidmat.
Dalam kajiannya, ia menjelaskan konsep unifikasi ilmu, yaitu cara pandang bahwa semua ilmu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan harus dimanfaatkan untuk kemaslahatan. Ustaz Erik menjelaskan bahwa setiap bidang keilmuan seharusnya saling berkolaborasi dan melengkapi, karena dengan saling mengisi akan lahir kebaruan serta manfaat yang lebih besar.
“Semua ilmu itu mulia karena berasal dari Allah dan diperuntukkan bagi kemaslahatan yang seluas-luasnya. Itulah mengapa diperlukan paradigma unifikasi ilmu, di mana ilmu harus terintegrasi dan saling berinteraksi. Semua ilmu itu setara, selama bermanfaat, dapat menjadi bekal menuju kejayaan di akhirat,” ungkapnya.
Ustaz Erik juga mengutip sabda Rasulullah saw. yang menyatakan bahwa ketika seseorang meninggal dunia, seluruh amalnya akan terputus, kecuali tiga hal: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh. Oleh karena itu, ia mengajak jamaah untuk terus menuntut ilmu, tidak hanya sebagai kewajiban akademik, tetapi juga sebagai investasi akhirat yang pahalanya akan terus mengalir selama ilmu tersebut diamalkan dan memberikan manfaat bagi orang lain.
“Bertauhid tidak hanya sebatas mengucapkan La ilaha illallah, tetapi harus diimplementasikan dalam kehidupan, karena dalam setiap aspek kehidupan terdapat sifat-sifat Allah,” jelasnya.
Sebagai penutup, Ustaz Erik mengingatkan bahwa ilmu memiliki peran besar dalam meningkatkan derajat seseorang, baik di dunia maupun di akhirat. “Bahkan, orang yang tidak beriman pun, jika berilmu, pasti akan dihormati,” pungkasnya.
Kajian kali ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat untuk terus menuntut ilmu serta menjadikan tauhid sebagai inti dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga dapat memancarkan cahaya kebaikan dan kemaslahatan bagi semua. (Sep)