KKN Anak Bangsa Unit 2 di Daerah 3T Resmi Ditarik
Rabu, 07 September 2022, merupakan jadwal penarikan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Anak Bangsa (KKN AB) 7 yang terdiri atas Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Prof. Dr. Hamka (UHAMKA), dan Universitas Muhammadiyah Buton (UMB). Terdapat sebelas mahasiswa yang tergabung, di antaranya Praja Tinambunan, Shofin Nur Shahid, Arifiki Pratama, Muhammad, Wafi Zakiyah, Nabila Luthfia ,Wa Ode Amrina, Nadia Anasta, Nanda Salsabila, Dewi Tuti, dan Jammudin, dengan lokasi pengabdian berada di Desa Wawoangi, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan.
KKN AB pada dasarnya adalah bentuk bakti amaliah yang memilih fokus pengabdian dan pemberdayaan pada wilayah yang termasuk dalam 3T (Tertinggal, Terbelakang, dan Terluar) sehingga dengan adanya program ini diharapkan dapat menjadi pemicu dalam program pembangunan desa. Program KKN AB di Desa Wawoangi secara resmi dimulai sejak 7 Agustus 2022 dan berakhir pada 7 September 2022. Kantor Desa Wawoangi dijadikan sebagai lokasi penarikan.
Praja Tinambunan selaku koordinator KKN AB Unit 2, menyampaikan laporan kegiatan yang telah diselenggarakan selama kurun satu bulan.
“Beberapa program besar kami mendapat dukungan penuh. Salah satunya program pengembangan UMKM yang mengangkat potensi lokal yakni buah pisang dan daun kelor, yang memang selama ini kurang memiliki harga jual dan inovasi pengolahan. Dengan pelaksanaan pelatihan UMKM dan pengolahan produk, KKN AB Unit 2 telah menghasilkan produk keripik pisang dengan berbagai varian rasa dan olahan stick daun kelor,” paparnya.
“Besar harapan kami, produk tersebut dapat menjadi salah satu sumber kekuatan ekonomi di desa ini, mengingat Desa Wawoangi merupakan salah satu desa wisata yang sedang berada pada fase pengembangan.”
Pada akhir pengabdian, pihak Desa Wawoangi yang diwakili oleh Kepala Desa bersama Kepala Sekolah SMA 2 Muhammadiyah Baubau dan mahasiswa KKN AB meresmikan lokasi pengembangan Taman Al-Qur’an. Taman Al-Qur’an ini merupakan bentuk pengembangan wisata dan ekonomi dengan mengangkat sejarah desa yang memiliki masjid pertama dan tertua di Pulau Buton. Rancangannya adalah berbagai tanaman dan hewan yang dituliskan dalam Al-Qur’an akan dibuatkan tempat pemeliharaannya dalam satu lokasi.
La Ode Abdul Halim, S.H. selaku Kepala Desa Wawoangi secara tegas menerangkan bahwa bentuk kegiatan dari mahasiswa KKN AB yang sejalan dengan program desa akan segera dikembangkan dan dimasukkan ke anggaran dana desa untuk dikelola ke depannya. Ia berpesan kepada seluruh mahasiswa KKN agar tetap semangat dalam menimba ilmu dan selalu menjadi bagian dari pengabdian untuk wilayah masing-masing, dan suatu hari dapat kembali ke Desa Wawoangi untuk berkunjung. Di akhir acara, Kepala Desa mewakili seluruh warga memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan apresiasi atas usaha dan kinerja mahasiswa KKN AB di Desa Wawoangi. (eka/pra)