Membangun Citra Positif Melalui Digital Public Relations

Pemaparan Materi oleh Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Iva Fikrani Deslia, S.IP., M.A. (Foto. Humas UAD)
Kegiatan Upgrading Supporting Students Bidang Humas dan Protokol (BHP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses digelar pada 27–28 Mei 2025 di Griya Persada Convention Hotel and Resort. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas mahasiswa dalam praktik kehumasan.
Salah satu materi disampaikan oleh Iva Fikrani Deslia, S.IP., M.A., yang merupakan dosen Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK) UAD, sekaligus praktisi Public Relations (PR). Dalam pemaparannya, ia mengupas tentang Digital Public Relations, dimulai dari pemahaman mendasar mengenai public speaking sebagai proses komunikasi strategis yang membangun hubungan saling menguntungkan antara organisasi dan publiknya.
Peserta diajak menyelami berbagai sub-fungsi penting dalam PR, seperti media relations, government relations, community relations, employee relations, issue management and crisis communication, investor relations, hingga marketing public relations. Ia menekankan bahwa tugas utama humas adalah membangun citra positif yang kuat serta menciptakan kredibilitas, kesadaran publik, dan pemahaman bersama atau mutual understanding.
“Setiap divisi dalam Bidang Humas dan Protokol UAD seharusnya memiliki goals yang terukur dan jelas,” tutur Iva.
Dalam lingkup universitas, PR tidak bisa dilakukan dengan pendekatan hard selling. Sebaliknya, dibutuhkan sentuhan strategis yang menjaga marwah institusi melalui investasi reputasi jangka panjang.
Dalam perspektif reputational PR, setiap langkah harus berpijak pada pemahaman terhadap masalah, penetapan tujuan yang jelas, serta pengenalan stakeholder, baik internal seperti dosen, mahasiswa, dan karyawan, maupun eksternal seperti pemerintah, calon mahasiswa, dan masyarakat luas. Iva juga memperkenalkan stakeholder power-interest mix dan customer blueprint sebagai alat analisis dalam manajemen relasi yang efektif.
Menghadapi era digital, Iva menegaskan bahwa Digital PR kini telah menjadi isu bertahan hidup bagi banyak institusi. Maka, penguasaan tools seperti Search Engine Optimization (SEO), konten digital, pemanfaatan influencer atau KOL, juga pelaksanaan kampanye digital menjadi sangat krusial. Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan tidak hanya memahami teori, tetapi juga siap terjun dalam praktik kehumasan yang dinamis dan relevan dengan perkembangan zaman. (Anove)