Optimalisasi Peran Kader Muhammadiyah dalam Memakmurkan Umat dan Penguatan Kaderisasi

Pengajian Ramadan 1446 H PWM DIY Sesi 4 di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok Humas UAD)
Reformasi serta Peran Kader demi Kemakmuran Umat dibahas dalam sesi keempat Pengajian Ramadan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 1446 H yang diadakan di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Kajian yang diselenggarakan pada Minggu, 9 Maret 2025, tersebut turut mengundang pemateri Kusnadi Ikhwani, M.M. selaku Ketua Takmir Masjid Al Falah Sragen dan Arif Jamali Muis, M.Pd.
Kusnadi Ikhwani memulai pembahasannya dengan menekankan bahwa masjid harus dikelola secara profesional agar benar-benar bermanfaat bagi umat. Ia mencontohkan pengelolaan Lazismu Sragen, yang awalnya hanya mengumpulkan 15 juta rupiah per tahun, tetapi kini mencapai 2 miliar rupiah setelah dikelola dengan lebih baik.
“Masjid bukan sekadar bangunan, tetapi harus berfungsi untuk membangun peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umat,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya keterlibatan anak muda dalam kepengurusan masjid, dengan membentuk direktur utama masjid, menambah indikator kemakmuran masjid, serta membuat program berbasis media sosial dan kegiatan khusus anak muda agar lebih tertarik untuk aktif di masjid.
“Masjid-masjid Muhammadiyah telah mencetak banyak kader, tteapi kita harus memastikan generasi muda mendapatkan ruang lebih besar,” tegasnya
Sementara itu, Arif Jamali Muis membahas reformasi kaderisasi Muhammadiyah yang harus bersifat inklusif, partisipatif, dan relevan dengan ekosistem sosial.
“Kaderisasi Muhammadiyah tidak hanya mencetak pengurus organisasi, tetapi juga harus melahirkan pemimpin yang memiliki visi, integritas, dan kesiapan untuk berkontribusi,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya transformasi kaderisasi Muhammadiyah dengan pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan seperti artificial intelligence (AI) agar lebih efektif dalam mendata, mengelola, dan memantau perkembangan kader.
“Diaspora kader Muhammadiyah tidak hanya tentang sumber daya manusia, tetapi juga bagaimana program dan pemikiran Muhammadiyah dapat diterapkan secara luas,” tegasnya.
Dengan reformasi kaderisasi yang lebih strategis, Muhammadiyah diharapkan mampu melahirkan kader beretika, berwawasan luas, serta memiliki kontribusi nyata bagi umat dan bangsa. Lebih dari sekadar mengkritik, kader Muhammadiyah harus menjadi penggerak perubahan dengan solusi dan karya nyata.