Pentingnya Mempelajari Soft Skills di Dunia Kerja
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mewadahi berbagai kegiatan yang mendukung sukses karier mahasiswa sejak awal semester. Di antaranya adalah pembekalan melalui program pelatihan soft skills tahap 1 di semester 1, pelatihan soft skills tahap 2 di semester 6, dan program kerja organisasi kemahasiswaan yang mendukung pengembangan soft skills serta sukses studi maupun karier ke depannya. Rangkaian ini sangat penting bagi mahasiswa, khususnya dalam rangka mencetak generasi yang siap di dunia kerja.
Menyikapi hal tersebut, Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan (PKK) melalui Unit Konseling Mahasiswa mengadakan Talkshow Soft Skills Series dengan tema “Soft Skills di Dunia Kerja” pada Sabtu, 25 Februari 2023 secara langsung melalui YouTube Bimawa UAD.
Kegiatan ini menghadirkan Prima Maghfirah Nabila, S.T. yang merupakan alumnus Program Studi (Prodi) Teknik Industri UAD. Saat ini ia bekerja di Yarra Valley Citrus Family Business Australia dan pemilik Jajanan Pasar “Tiga Dara” Yogyakarta. Selain itu, hadir pula Muhammad Hasan Abdillah, S.Psi., M.Psi., alumnus Prodi Psikologi UAD dan merupakan dosen Psikologi Sosial UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda.
Nabila menyampaikan kiat-kiat yang perlu dipersiapkan mahasiswa dalam rangka menuju sukses studi dan karier. Pertama, menentukan sesuai dengan passion. Kedua, kembangkan dan tingkatkan hard skill yang mendukung karier nantinya.
Hasan menambahkan, “Menentukan karier jangan sampai baru dipikirkan setelah lulus, itu terlambat, maka diusahakan sudah diprogram sejak kuliah. Pastinya, tuntutan setelah kuliah akan lebih banyak, jangan sampai sudah kehabisan waktu terlebih dahulu. Selama kuliah, kita perlu menyusun self-promotion atau personal branding agar mudah dikenal di dunia kerja nantinya.”
Hasan menyayangkan jika sudah menghabiskan waktu kuliah selama 4 tahun, tetapi ujung-ujungnya bekerja di luar studinya. “Sejatinya tidak masalah, tetapi akan lebih baik jika sejalan dengan pengalaman di bangku kuliah. Jangan tergesa-gesa dalam menentukan karier,” tegasnya.
Nabila menimpali, “Fakta di lapangan, masih banyak anggapan takut mencoba hal yang baru, seperti mempelajari bahasa asing, terpengaruh pada stigma privilese sehingga mudah masuk kerja, atau minder karena minim pengalaman. Fresh graduate umumnya belum memiliki soft skill dan hard skill yang mumpuni. Artinya, jika masih kurang maka belum bisa bersaing di dunia kerja baik itu nasional dan internasional.”
Soft skill yang harus dimiliki adalah employability skills. Menurut International Labour Organization, employability skills adalah keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi yang dapat meningkatkan kemampuan pekerja untuk mendapatkan atau mempertahankan pekerjaan.
Hasan menuturkan bahwa employability skills terdiri atas 3 hal. Pertama, identitas karier, artinya perlu diidentifikasi karier seperti apa yang diinginkan sesuai dengan minat dan bakat. Kedua, adaptasi yakni kemampuan menyesuaikan diri seiring perkembangan zaman dan perubahan situasi yang signifikan. Ketiga, social human capital atau relasi, yang nantinya akan mendukung karier.
Untuk mewujudkan sukses karier tentu diperlukan tips dan trik untuk survive. Nabila berpesan untuk jangan fokus pada kelemahan yang kita punya, profesionallah dalam bekerja, dan senantiasa belajar hal baru.
Hasan menambahkan, “Special ability yang dibutuhkan dunia kerja akan menjadi ciri khas seseorang dalam bekerja sehingga dapat menunjang karier ke depannya. Misal di dunia akademisi, diperlukan skill dalam menulis artikel ilmiah. Pesan saya kepada semuanya sederhana, yakni jangan terjebak di zona nyaman.” (roy)