Peran Mahasiswa Mempersatukan Bangsa Melalui Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi sebuah bangsa. Di Indonesia, adanya Duta Bahasa memiliki posisi yang sangat penting untuk bisa memantapkan fungsi bahasa Indonesia, daerah, dan asing sesuai dengan ranah penggunaannya masing-masing guna memperkuat jati diri dan daya saing bangsa.
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Muhamad Fajri Majid dan Bambang Syachirul Alim, adalah dua mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Industri dan Teknik Kimia yang merupakan Duta Bahasa terpilih DIY 2021. Bersama Kita Talk Episode 39 yang tayang pada Kamis, 3 Januari 2022, dan disiarkan secara langsung di kanal YouTube Televisi UAD, Fajri dan Syachirul atau sapaan akrabnya Irul membahas mengenai peran mahasiswa mempersatukan bangsa melalui bahasa.
Irul mengungkapkan bahwa menjadi Duta Bahasa berarti menjadi mitra kerja Balai Bahasa yang mengemban tiga tugas utama, yaitu abdi bahasa, jaga bahasa, dan juga niaga bahasa.
“Abdi Bahasa adalah bagaimana cara kita meningkatkan dan mengembangkan bahasa di kalangan masyarakat itu sendiri. Kemudian jaga bahasa, bagaimana kita mengampanyekan bahasa di ruang publik, dan juga niaga bahasa seperti yang kita lakukan saat ini, yakni mengedukasi masyarakat tentang pentingnya bahasa itu sendiri,” paparnya.
Sementara itu, Fajri menyampaikan bahwa, “Adanya Duta Bahasa bisa menjadi pertimbangan lebih terkait identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Pertama, kita bukan hanya merepresentasikan atau mewakili diri sebagai seorang secara individual, tetapi juga bagaimana kita memberikan promosi betapa pentingnya bahasa Indonesia. Kedua, bagaimana kita bisa melestarikan bahasa daerah. Ketiga, bagaimana kita bisa mengikuti perkembangan globalisasi dengan mengembangkan kemampuan bahasa asing kita. Hal-hal inilah yang Duta Bahasa angkat sebagai Trigatra Bangun Bahasa. Oleh karena itu, menurut saya benar-benar penting walaupun kita mempunyai bidang yang berbeda dan bahkan jauh dari sastra tetapi bukan berarti kita mempunyai keterbatasan untuk menjadi seorang Duta Bahasa.”
Lebih lanjut, Fajri dan Irul menceritakan bahwa sebagai seorang Duta Bahasa, mereka memiliki program kerja gabungan yang disebut Krida yang dapat diterjemahkan sebagai kegiatan kebahasaan dan/atau kesastraan yang digagas dan dilaksanakan oleh Duta Bahasa untuk meningkatkan sikap positif masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap bahasa dan/atau sastra Indonesia. (eka)