Prestasi Bisa Diraih dengan “Permainan” Membagi Waktu
Ferninda Nur Azizah mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) angkatan 2018 berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,93 dalam kurun waktu 4 tahun.
Wisuda yang digelar pada Sabtu, 28 Januari 2022 lalu menobatkan Ferninda menjadi wisudawan berprestasi nomor 1 pada tingkat prodi, nomor 3 pada tingkat fakultas, dan nomor 5 pada tingkat universitas. Ia mengaku sangat bersyukur telah diberi kesempatan menjadi wisudawan berprestasi.
“Mungkin ini akan menjadi pencapain terbesar dalam hidupku, sejauh ini. Sesuatu yang terjadi tanpa kusangka-sangka dan tidak pernah terduga,” katanya saat wawancara pada Selasa, 14 Februari 2023.
Menjadi wisudawan berprestasi tak semata-mata hanya fokus terhadap kuliah dan akademiknya saja, melainkan Ferninda juga aktif berproses mengikuti seleksi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Inilah yang berguna untuk memberi ruang mahasiswa dalam menyalurkan minat dan bakatnya, serta ia menyalurkan hobi menarinya di acara kampus.
Untuk menyeimbangkan waktu antara kegiatan akademik dan nonakademik hanya perlu bermain dengan pembagian waktu saja. “Kita juga harus memilih metode yang tepat dalam belajar, karena pada zaman sekarang proses belajar berubah dari mentransfer ilmu menjadi mengontruksi ilmu, untuk itu dibutuhkan strategi belajar yang runtut dan sistematis,” ujarnya.
“Aku menggunakan metode self direct learning (SDL), yang harus nge-push diri sendiri agar mampu belajar mandiri, memaksa diri sendiri agar berinisiatif tinggi, dan semangat untuk mencapai tujuan. Hal tersebut aku lakukan dengan cara merumuskan target belajar dan memilih strategi pembelajaran,” ungkap Ferninda.
Dari strategi belajar yang tersusun rapi pastinya terdapat dukungan terbaik yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut. “Support system pertamaku tentu saja adalah orang tua, karena orang tua yang mendukung baik secara materi dan mental. Namun sama seperti mahasiswa lainnya, ketika aku malas belajar aku mencari sesuatu yang menyemangatiku salah satunya dengan menonton video-video idola grup dari Korea Selatan Seventeen dan mendengarkan lagu-lagunya.”
Pada akhir wawancara, Ferninda berharap mahasiswa mampu menemukan metode terbaik untuk belajar, tidak menyepelekan kuliah, dan dapat memanfaatkan privilese menjadi mahasiswa yang diberi banyak ruang untuk menyalurkan kreativitas. (syf)