PWM DIY Gelar Pengajian Ramadan 1446 H

Sambutan Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Prof. Dr. Muchlas, M.T., pada Pengajian Ramadan PWM DIY (Dok. Dinda)
Pengajian Ramadan 1446 Hijriah dengan tema “Transformasi Kader untuk Kemakmuran Bangsa” resmi digelar pada Sabtu, 8 April 2025, di Amphitarium Gedung Utama Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Acara ini diinisiasi oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan akan berlangsung selama dua hari hingga 9 April 2025.
Ketua Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPK SDI) PWM DIY, Andy Putra Wijaya, M.S.I., dalam laporannya menekankan bahwa tema ini merupakan refleksi bagi seluruh kader Muhammadiyah. Ia menyoroti kontribusi besar Muhammadiyah dalam berbagai sektor, seperti sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa tantangan zaman terus berkembang, sehingga kader Muhammadiyah harus mampu beradaptasi dan bertransformasi. “Transformasi yang kita maksud tidak hanya bersifat fisik dan struktural, tetapi juga mencakup perubahan dalam cara berpikir dan bertindak, serta penguatan nilai-nilai Islam dalam masyarakat,” ujarnya.
Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T., dalam sambutannya menegaskan pentingnya kaderisasi yang holistik. Ia menyoroti bahwa dahulu para ilmuwan juga merupakan ahli agama, nam kini terjadi sekularisme keilmuan. “Tauhidul ilmu bertujuan agar kita memiliki kader-kader berpengetahuan yang menyeluruh,” katanya. Muchlas juga menekankan pentingnya memperkuat kader Muhammadiyah di berbagai bidang, termasuk sains, teknologi, rekayasa, matematika, dan humaniora. “Dengan demikian, kader Muhammadiyah dapat memberikan dampak nyata bagi keberlangsungan hidup dan kemajuan persyarikatan,” tambahnya.
Sementara itu, Dr. M. Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A., menekankan bahwa transformasi kader memiliki tiga makna utama. Pertama, kesadaran dan upaya dalam mengembangkan potensi diri, lembaga, serta kelompok. Kedua, perencanaan perubahan untuk masa depan, termasuk upaya PWM DIY dalam memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak guna menjadikan DIY sebagai miniatur dan etalase Muhammadiyah di Indonesia. Ketiga, proyeksi masa depan yang memungkinkan kader siap menghadapi tantangan dunia yang semakin dinamis. “Dunia saat ini ditandai dengan fenomena VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity), sehingga kader Muhammadiyah harus mampu menavigasi perubahan dan mewujudkan Islam yang wasathiyah dan berkemajuan demi kemakmuran bangsa,” jelasnya.
Pengajian ini diharapkan menjadi momentum bagi kader Muhammadiyah untuk terus bertransformasi dan berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan guna mencapai kemajuan yang berkelanjutan. (Din)