Tim PPM UAD Optimalkan Potensi Wisata Desa Jatimulyo
Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan pendampingan intensif terhadap Desa Jatimulyo, Dlingo, Bantul, untuk memaksimalkan pengembangan desa wisata. Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Bisnis Jasa Makanan, dan Ilmu Komunikasi, berkolaborasi dalam kegiatan PPM Multiyears yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD ini.
Tim diketuai oleh Heni Siswantari, S.Pd., M.Sc. dan beranggotakan Retnosyari Septiyani, S.T.P., M.Sc., Wahidah Mahanani Rahayu, S.T.P., M.Sc., serta Mufid Salim, M.B.A. Selain itu, beberapa mahasiswa juga terlibat langsung dalam program ini. Pendampingan direncanakan akan berlangsung selama tiga tahun dengan berfokus pada pengembangan bidang seni tari, seni musik, dan olahan kuliner.
Desa Jatimulyo sendiri saat ini termasuk sebagai salah satu rintisan desa budaya di Yogyakarta berbasis seni dan budaya. Melalui pengembangan desa wisata, diharapkan terjadi pemerataan yang sesuai dengan konsep pembangunan pariwisata yang berkesinambungan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Tim PPM UAD telah merancang rangkaian kegiatan pelatihan dan pendampingan sedemikian rupa.
Pada 21 Juli-14 Agustus 2022, telah dilaksanakan beberapa kegiatan, di antaranya pelatihan tari, pelatihan pengembangan produk makanan berbahan dasar pepaya, dan pelatihan komunikasi pemasaran digital. Retnosyari dan Wahidah menjelaskan bahwa masyarakat Desa Jatimulyo sudah berhasil membuat beberapa produk khas desa dengan menggunakan bahan lokal. “Hanya saja yang perlu ditingkatkan adalah pencantuman label gizi pada kemasan agar sesuai dengan aturan pemerintah,” ungkap Wahidah.
Untuk bidang seni musik, Heni menuturkan bahwa tim akan membantu dalam proses digitalisasi guna perluasan akses dan perapian dokumentasi. Karya musik yang telah dihasilkan pada tahun sebelumnya akan dilanjutkan dengan pembuatan karya tari khas desa beserta kelengkapan properti lainnya. Terkait pemasaran digital, Mufid selaku penanggung jawab mengungkapkan bahwa Desa Jatimulyo sudah memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) tetapi bidang usaha yang dikerjakan masih berupa toko kecil dan kuliner sederhana. “Selain itu, kaderisasi dan pengelolaan kelembagaan juga masih lemah,” tandas Mufid.
Secara ringkas, PPM akan dilakukan dalam tiga tahapan, pertama adalah penyuluhan, kedua adalah demonstrasi, dan terakhir adalah pendampingan. Metode ini akan diberikan selama dua tahun dengan pendampingan berkelanjutan hingga evaluasi. Kegiatan ini diharapkan dapat memberi dampak positif berupa peningkatan keterampilan seni bagi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), optimalisasi pengolahan pangan bagi UMKM, dan adanya margin tambahan pendapatan melalui penampilan seni serta penjualan produk UMKM. (tsa)