Komunikasi Sains dengan Cara yang Menyenangkan
Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menghelat kuliah umum dengan tajuk “Ngobrol Asyik: Apakah Sains Dapat Disampaikan dengan Cara Menyenangkan?” pada Sabtu, 19 Maret 2022 secara daring melalui platform Zoom Meeting dan siaran langsung di kanal YouTube UAD. Hadir sebagai pemateri yaitu Riza Arief Putranto, Ph.D., DEA., seorang ilmuwan, komunikator sains, dan konten kreator.
Menurut keterangan Kepala Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Biologi Dr. Novi Febrianti, M.Si., kuliah umum ini merupakan acara reguler yang rutin diadakan tiap semester. “Topik mengomunikasikan sains dengan cara yang menyenangkan dipilih sebagai tema kali ini karena hal tersebut dirasa penting untuk bekal prospek mahasiswa nantinya sebagai calon guru biologi, peneliti, wirausahawan, dan influencer lingkungan,” tandas Novi.
Riza, yang telah lama bergelut dalam bidang biologi, mengatakan bahwa pembelajaran sains di era modern harus ikut bertransformasi dengan digitalisasi yang terjadi sekarang. Sebagai seorang pakar, peneliti, dan cendekiawan, terkadang sulit untuk menyampaikan suatu hal dengan gaya yang bisa dipahami oleh banyak orang tanpa embel-embel bahasa ilmiah yang memusingkan. Mengatasi hal tersebut, menurut Riza, kita harus mengaitkan sains dengan hal-hal yang dekat dengan kita sehingga akan lebih mudah dicerna. Ia memberikan sebuah ilustrasi berupa quotes ala anak muda tetapi bermuatan sains; kamu pasti tersusun atas oksigen dan neon, because you’re the one.
Umumnya, media yang biasa digunakan untuk komunikasi sains adalah publikasi, artikel populer, dan konferensi sains. Hal tersebut tentu jauh dari jangkauan masyarakat luas karena memerlukan pemahaman lebih dalam mencernanya. Sebagai alternatif, sosial media bisa menjadi solusi efektif dengan cepatnya penyebaran informasi yang bisa dicapai. Bukan tanpa alasan, menurut data yang disampaikan Riza, sebanyak 191,4 juta penduduk Indonesia adalah pengguna aktif sosial media, hampir 68,9% dari jumlah total seluruh penduduk. Mereka menghabiskan hampir 8 jam 36 menit per harinya untuk berselancar di internet. Pengguna terbanyak berkisar dari usia 18‒34 tahun.
Dengan melihat peluang yang ada, strategi selanjutnya yang harus dilakukan untuk menjadi seorang komunikator sains dan story teller adalah membangun framework ViVaSo (Vision, Value, Soul). Vision, berhubungan dengan hal apa yang ingin kita lihat sebagai pencapaian di masa depan, dalam hal ini yaitu meningkatnya pemahaman tentang sains. Kemudian Value, berkaitan dengan hal yang membuat kita terus berjalan, yaitu kebermanfaatan. Terakhir, Soul, adalah hal yang membuat kita menjadi diri sendiri, sebuah identitas yang akan membuat komunikasi berjalan lebih lancar. Dengan mengintegrasikan ketiga poin tersebut dan optimalisasi literasi digital, maka komunikasi sains dengan cara yang menyenangkan akan mudah dilakukan. (tsa)